Kamis, 29 November 2012

Catatan Arafat Nur Pada KLA 2012

Khatulistiwa Literary Award 12, 2012 telah diumumkan, Kamis (29/11) malam. Keluar sebagai pemenang katagori Fiksi: Okky Madasari dengan novel Maryam, dan katagori Puisi: Zeffrey Alkatiri dengan judul buku puisi Postokolonial dan Wisata Sejarah.

Beritkut ini adalah catatan Arafat Nur pada buku program Khatulistiwa Literary Award 2012. Dia memenangkan anugerah tersebut pada tahun sebelumnya dengan novel Lampuki.

Proses Panjang yang 
Membawa Lampuki Pada KLA
Oleh Arafat Nur

JAUH hari  sebelum Lampuki lahir, gagasan ceritanya sudah cukup mendesak dalam benak saya, dan kian hari tambah berkembang lantaran saya pindah ke sebuah rumah tempat semua cerita itu terjadi. Namun, keinginan untuk menuliskan kisah itu tak kunjung dapat terlaksana, ihwal itu saya sadari karena cerita yang berlansung terlampau dekat dengan fakta, sehingga tak tersedia ruang bagi berkembangnya imajinasi. Maka gagasan itu pun mengendap bertahun-tahun lamanya, dan saya hanya menceritakan penggalan-penggalan kisah itu kepada sejumlah kawan, terutama di kala hati ini sangat kesal.
Di saat minat baca tak lagi menggebu dan sejumlah buku tidak menarik hati, gagasan cerita Lampuki ini semakin terabaikan. Ini adalah puncak dari segala titik jenuh bakat kepenulisan saya yang kian mengancam, di samping pukulan berat dari berbagai persoalan lain yang mengelindani seputar hidup saya. Saat itu saya berkesimpulan bahwa segala tentang Lampuki telah tamat. Ruang bernafas bagi gagasan itu sangat terbatas, dalam keadaan sekarat, tak ubahnya seumpama ikan yang terjebak dalam kolam kecil di musim kemarau.
Tiga tahun lamanya saya bertahan dalam situasi demikian, dirundung gelisah dan hati yang rawan. Pemberontakan jiwa terhadap penyimpangan-penyimpangan amatlah menyiksa, semakin mengusik dan mengesalkan, membuat amarah saya tersulut manakala saban hari saya menyaksikan sikap dan perilaku pesong orang-orang di perumahan. Atas tekat yang kuat dan kerja keras pula saya mempelajari banyak hal, baik mengenai bahasa, sejarah, maupun cara bercerita yang baik, yang belum jamak dilakukan orang.
Dua tahun selanjutnya saya mengerjakan Lampuki dengan sungguh-sungguh, sampai-sampai membenturkan saya pada banyak persoalan dan risiko, termasuk ancaman pecat dari pekerjaan. Namun saya tak menggubris, menganggap kerja ini lebih penting dari sekadar menyampaikan kisah, banyak hal yang harus saya luruskan demi terciptanya sebuah kesadaran baru yang tak tampak di depan mata. Tangggung-jawab ini saya rasakan tidak sekadar dengan Tuhan, melainkan juga manusia, setidaknya pada orang-orang tempat saya tinggal.
Tanpa menaruh harapan besar, manakala naskah rampung langsung saya ajukan pada Sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2010, yang kemudian keluar sebagai pemenang unggulan. Sejujurnya saya menyesalkan karena tidak ada naskah juara satu, di mana hadiah untuk itu sudah disediakan. Kendatipun, misalkan, tidak ada yang paling berkualitas, seharusnya juri menemukan kata sepakat untuk satu naskah yang lebih baik dari lainnya. Ini sebagai bentuk itikad tegang rasa yang pantas dalam dunia sastra yang jarang dan rendah terhadap penghargaan.
Burung Terbang di Kelam Malam
Saya harus berterima kasih pada penerbit Serambi yang telah mengajukan novel ini pada Khatulistiwa Literary Award 2011—sebelumnya saya tak mengenal adanya anugerah semacam ini lantaran saya tidak terlalu peduli dengan segala hal yang belum tentu akan melibatkan diri saya. Saat Lampuki masuk nominator 10 besar dan kemudian 5 besar KLA, saya masih tidak yakin novel itu terpilih, dan saya mengabaikan undangan panitia untuk hadir pada malam anugerah, selain oleh sebab adanya alasan lain lagi.
Makanya, saya terkejut bukan kepalang manakala tahu Lampuki keluar sebagai pemenang, sebuah jalan panjang yang saya lalui telah membawa saya ke mari. Prasangka buruk terhadap juri—sebagaimana pengalaman sebelumnya bahwa juri terkesan bisa bertindak sekenanya—sirna begitu saja. Saya yakin juri-juri KLA tidak bisa dibeli, tidak bisa dipengaruhi, dan sejauh yang saya ketahui kemudian memanglah bersih dan murni. Citra ini membuat saya berbangga hati di tengah maraknya persoalan korupsi dan hal-hal kotor lainnya. Terima kasih KLA![]

 
Sastrawan, Penyair, Cerpenis, dan Novelis Indonesia Nasional: Acep Syahril, Anis Sholeh Ba'asyin, Afrizal Malna, Alan Hogeland, Agam Wispi, Agus R. Sarjono, Agus Warsono, Agoes S. Budi Alam, Ahmadun Yosi Herfanda, Arafat Nur, Amal Hamzah, Amir Hamzah, Asbari Nurpatria Krisna, Badui U. Subhan, Bagus Burham, Beni R Budiman, Beni Setia, Binhad Nurrohmat, Cecep Syamsul Hari, Chairil Anwar, Cucuk Espe, D. Zawawi Imron, Dahta Gautama, Dani Kisai, Dea Anugrah, Dian Hardiana, Djamil Suherman, Dorothea Rosa Herliany, Fina Sato, Gin Rahadian, Goenawan Mohammad, H.B. Jassin, HR Bandaharo, Herdoni Syafriansyah, Jack Efendi, Jamal D. Rahman, JOEBAAR AJOEB, Joko Pinurbo, Jose Rizal Manua, Jumari HS, Kusprihyanto Namma, M.Akid A.H, Marsetio Hariadi, Mawie Ananta Jonie, Medy Loekito, Moch Satrio Welang, Mochammad Taufan Musonip, Mukti Sutarman, Mustofa Bisri, Nanang Anna Noor, Nanang Suryadi, Nirwan Dewanto, Nur Wahida Idris, Novy Noorhayati Syahfida, Ook Nugroho, PUTU OKA SUKANTA, Rayani Sriwidodo, Remy Silado, W.S. Rendra, Riki Dhamparan Putra, RIVAI APIN, Sam Haidy, Sapardi Djoko Damono, Saut Sitompul, Saut Situmorang, Sitor Situmorang, Sobron Aidit, Subagio Sastrowardoyo, Sukasah Syahdan, Sutan Takdir Alisyahbana, Sutardji Calzoum Bachri, Sutikno WS, T. Firman Andiatno, T. Wijaya, Taufiq Ismail, Tendy Faridjan, Udo Z. Karzi, Dody Kudji Lede, Usmar Ismail, Utuy Tatang Sontani, Wahyu Prasetya, Wayan Sunarta, Widji Thukul, Y. Thendra BP, Yoyong Amilin, Yudi MS, Rabu Pagisyahbana, Drajat Ardawalika, RIFAN KHORIDI, Dody Sam Yusuf, Ramoun Apta, A.S. Laksana, Abidah el Khalieqy, Akmal Nasery Basral, Ali Akbar Navis, Andliandri.A.A, Arafat Nur, Armijn Pane, Asbari Nurpatria Krisna, Cucuk Espe, Dahta Gautama, Damhuri Muhammad, Danarto, Eko Tunas, Hamka, Hamsad Rangkuti, Helvy Tiana Rosa, Herdoni Syafriansyah, Imam Muhtarom, Indra Tranggono, Irfan Hidayatullah, Jack Efendi, Joni Ariadinata, Korrie Layun Rampan, Kuntowijoyo, Leila S. Chudori, M. Aan Mansyur, Martin Aleida, Marsetio Hariadi, Moch Satrio Welang, Nenden Lilis A, Palti R Tamba, Raudal Tanjung Banua, M. Shoim Anwar, Seno Gumira Ajidarma, Sori Siregar (Sori Sutan Sirovi Siregar), Sunlie Thomas Alexander, Taufik Ikram Jamil, Wan Anwar, Wisnu Sujianto, Rifan Khoridi, Aam Amilia, Ahmad Fuadi, Akmal Nasery Basral, Andrea Hirata, Arafat Nur, Armijn Pane, Asbari Nurpatria Krisna, Asma Nadia, Ayu Utami, Budi Darma, Cucuk Espe, Dewi Lestari, Djamil Suherman, Endik Koeswoyo, Gola Gong, Habiburrahman El Shirazy, Herlinatiens, Marah Rusli, Marga T, Mochtar Lubis, Motinggo Busye, Nasjah Djamin, Nh. Dini, Pipiet Senja, Pramoedya Ananta Toer, Ruli NS, Remy Silado, Selasih, Seno Gumira Adjidarma, Sobron Aidit, Sori Siregar (Sori Sutan Sirovi Siregar), Suwarsih Djojopuspito, T. Wijaya, T.W. Power, Titie Said, Titiek WS, Titis Basino, Toha Mochtar, Umar Kayam, Wahyu NH Al Aly, Y.B.Mangunwijaya, Kritikus/Eseis: Dody Sam Yusuf, Agus R. Sarjono, Abdul Hadi WM, Arif B. Prasetyo, Budi Darma, Cucuk Espe, Dami N. Toda, Donny Dhirgantoro, Emha Ainun Nadjib, Goenawan Mohamad, Jakob Sumardjo, Maman S. Mahayana, Nirwan Ahmad Arsuka, Nirwan Dewanto, Putu Wijaya, Sirajuddin Sudirman, Soe Hok Gie, Tendy Faridjan, Wahyu NH. Al Aly, Wan Anwar, A. Mustofa Bisri, A.A. Navis, A.D. Donggo, A.S. Dharta, Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati, Abdul Muis, Abdul Wahid Situmeang, Acep Syahril, Acep Zamzam Noor, Achdiat K. Mihardja, Achmad Munif, Adinegoro, Asif Amini, Agus R. Sarjono, Ahmad Subbanuddin Alwie, Ahmad Tohari, Ahmad Yulden Erwin, Ahmadun Yosi Herfanda, Ajip Rosidi, Akmal Nasery Basral, Ali Akbar Navis, Amal Hamzah, Amir Hamzah, A.A. Pandji Tisna, Andrei Aksana, Ani Sekarningsih, Anwar Putra Bayu, Aoh K. Hadimadja, Arafat Nur, Ari Pahala Hutabarat, Ari Setya Ardhi, Arie MP Tamba, Ariel Heriyanto, Arif B. Prasetyo, Arifin C. Noer, Armijn Pane, Arswendo Atmowiloto, Asep S. Sambodja, Asrul Sani, Ayatrohaedi, B. Rahmanto, Bagus Putu Parto, Bagus Hananto, Bambang Set, Beni R. Budiman, Beni Setia, Beno Siang Pamungkas, Binhad Nurrohmat, Bokor Hutasuhut, Bonari Nabonenar, Bondan Winarno, Budi Darma, Budi P. Hatees, Budiman S. Hartoyo, Chairil Anwar, Clara Ng, Cucuk Espe, D. Zawawi Imron, Dahta Gautama, Darmanto Jatman, Dea Anugrah, Dewi Lestari, Dharmadi, Dian Hartati, Diani Savitri, Dimas Arika Mihardja, Dina Oktaviani, Djamil Suherman, Djenar Maesa Ayu, Dorothea Rosa Herliany, Dody Sam Yusuf, Dyah Merta, Dyah Setyawati, Edy Firmansyah, Eka Budianta, Eka Kurniawan, Eko Tunas, Endik Koeswoyo, Faruk HT, FX Rudi Gunawan, Gazali Burhan Rijodja, Gerson Poyk, Godi Suwarna, Goenawan Mohamad, Gola Gong, Gus tf Sakai, Hersri Setiawan, Ibnu Wahyudi, Ibrahim Sattah, Idrus, Iggoy el Fitra, Indra Cahyadi, Intan Paramaditha, Irman Syah, Isbedy Stiawan ZS, Iswadi Pratama, Iwan Simatupang, Iyut Fitra, J.E. Tatengkeng, Jakob Sumardjo, Jamal D Rahman, Jamal T. Suryanata, Jatmika Nurhadi, Jeffry Alkatiri, Joshua Lim, Kriapur, Kuntowijoyo, Kurnia Effendi, Kuswinarto, Kwee Tek Hoay, Linda Christanty, Linus Suryadi AG, Lukman A Sya, M. Rozaq Triyansyah, M. Shoim Anwar, Mansur Samin, Marah Roesli, Marianne Katoppo, Max Ariffin, Melani Budianto, Mh. Rustandi Kartakusuma, Moch Satrio Welang, Mohammad Diponegoro, Motinggo Busye, Muhammad Kasim, Mukti Sutarman Espe, Mutmainna, Mustafa W. Hasyim, Nanang Anna Noor, Nanang Suryadi, Nazaruddin Azhar, Nenden Lilis A, Nenek Mallomo, Ngarto Februana, Noorca M. Massardi, Nova Riyanti Yusuf, Nugroho Notosusanto, Nur Sutan Iskandar, Nurochman Sudibyo.YS, Nyoo Cheong Seng, Oyos Saroso HN, Palti R Tamba, Pamusuk Eneste, Panji Utama, Parakitri T Simbolon, Piek Ardijanto Soeprijadi, Primadonna Angela, Rachmat Djoko Pradopo, Rachmat Nugraha, Radhar Panca Dahana, Ragdi F. Daye, Ramadhan K.H, Ratih Kumala, Ratna Indraswari Ibrahim, Hasyem KS, Musmarwan Abdullah, Azhari Aiyub, Rieke Diah Pitaloka, Rifai Apin, Rijono Pratikto, Riris K. Sarumpeat, Rosihan Anwar, Rukmi Wisnu Wardani, Rusman Sutiasumarga, S. Sinansari Ecip, S. Yoga, Saeful Badar, Sanusi Pane, Sapardi Djoko Damono, Sarabunis Mubarok, Sholeh UG, Sindhunata, Sitok Srengenge, Slamet Sukirnanto, SM Ardan, SN Ratmana, Soekanto SA, Sony Farid Maulana, Sosiawan Leak, Subagio Sastrowardoyo, Suman Hs, Suminto A Sayuti, Sunaryo Basuki Ks, Suparto Brata, Sutan Iwan Sukri Munaf, Sutan Takdir Alisjahbana, Sutardji Calzoum Bachri, Suwarsih Djojopuspito, T. Wijaya, Tajuddin Noor Gani, Teguh Winarso AS, Timur Sinar Suprabana, Toety Heraty Nurhadi, Trisno Sumardjo, Trisnojuwono, Triyanto Triwikromo, Tulis Sutan Sati, Udo Z. Karzi, Ugoran Prasad, Umar Junus, Umar Kayam, Umar Nur Zain, Umbu Landu Paranggi, Usmar Ismail, Viddy AD Daery, W. Hariyanto, Widjati, Widji Thukul, Wisran Hadi, Wowok Hesti Prabowo, Y. Thendra BP, Y. Wibowo, Yonathan Rahardjo, Yudhistira ANM Massardi, Yusach Ananda, Zainal Afif, Zainuddin Tamir Koto, Zen Hae, Zen Ibrahim, Ahmad Taufik, Zoya Herawati.