Rabu, 26 Februari 2014

10 Fakta Mengejutkan Tentang Arafat Nur

Lampuki
INI adalah sepuluh rahasia unik tentang Arafat Nur, yang sebagian besar fakta ini dirangkum dari sumber keluarga, teman-teman dekat, dan dari Arafat Nur sendiri yang tidak pernah diungkapkan kepada publik. Sebagian kecilnya memang telah dipublikasikan oleh seorang jurnalis yang menelusuri kehidupannya di pesantren, sebagian lagi dari riwayat masa kecilnya yang ditulis Arafat sendiri di Harian Waspada, berkenaan dengan kakeknya. Sebagian lagi gunjang-ganjing fitnah terhadapnya di salah satu media online.

Tentang tulisan ini sendiri Arafat Nur telah memberi izin dengan komentar, “Terserah Kalian saja mau tulis apa tentang saya. Kalau memang saya buruk, tulislah buruk. Kalau baik, tulislah baik. Saya tak akan menghalangi usaha Kalian. Yang jangan memfitnah saya dengan yang tidak-tidak.” Jadi, inilah 10 fakta mengejutkan tentang Arafat Nur, penulis novel yang selalu kesepian, dikagumi dan juga dibenci sebagian orang. Sebagian besar kehidupannya memang masih sangat misteri karena dia tidak suka membuka diri.

1.      Arafat Nur lahir di Medan dari keluarga berada. Foto pernikahan ayah-ibunya muncul di halaman depan Harian Waspada, sebuah surat kabar satu-satunya dan paling terkemuka waktu itu di Medan, tempat sekarang Arafat Nur mengirimkan berita setelah sebelumnya dia sempat menjadi pengantar koran tersebut.

2.      Muhammad Ali, kakek Arafat Nur dari pihak ibu, adalah seorang tentara Haiho, pejuang yang melawan Belanda dan Jepang, juga seorang guru ngaji yang sangat fasih mengajarkan tajwid para qari-qariah. Pada masa merdeka kakeknya ini menjadi saudagar lembu yang cukup kaya di Medan. Kakeknya ini juga adalah guru ngaji pertama Arafat yang terkenal keras, tetapi kepada cucunya ini sangat lembut. Arafat Nur adalah murid paling cepat menguasai Alqur’an sehingga kakeknya sangat bangga dan takjub, serta amat menyanyanginya.

3.      Arafat Nur juga menjadi salah satu cucu kesayangan Nasfiah, nenek dari pihak ibunya, sehingga cucu-cucu yang lain ikut iri. Sejak masih usia lima tahun, Arafat adalah anak paling rewel bertanya tentang Tuhan dan apa saja sehingga Fatimah, ibunya sendiri, sering dibuat kesal. Nurdin, ayahnya memiliki wawasan luas tentang agama dan sejarah yang kerap memuaskan segala pertanyaan bocah rewel ini.

4.      Usia tujuh tahun Arafat pindah ke pedalaman Aceh Timur mengikuti ayahnya yang beralih pekerjaan dari kerani kereta api menjadi petani. Untuk itu, setiap pagi Arafat kecil harus menempuh jarak 10 Km naik turun bukit dengan berjalan kaki ke sekolah yang ditempuhnya hampir satu jam penuh, dan beberapa kali sempat pingsan di tengah jalan saat pulang sekolah di bawah terik matahari yang menjengat. Setiap hari dia hanya diberikan uang jajan Rp5 pada kelas I dan Rp25 pada kelas II SD.

5.      Dia masuk SMP di Idi, menjadi murid kesayangan di tempat pengajian di Teupin Nyareng. Di sekolah dia selalu masuk tujuh besar siswa terpintar sekalipun tidak pernah mengulang pelajaran di rumah. Pada kenaikan kelas III SMP diadakan lomba musabaqah, dan Arafat mendapat juara satu. Begitu juga saat pembagian raport, dia juga mendapatkan juara satu di kelas.

6.      Dia melanjutkan SMA di Meureudu, Pidie, dan hidup dalam ketidak menentuan akibat perang yang membuat nilainya jatuh merosot. Namun, dia tetap berada dalam 10 besar siswa berprestasi di sekolah. Dia juga mendalami ilmu agama di pesantren Darussalam, di samping mengajar baca Alqur’an dan Kitab Jawi. Bahasa kitab Jawi inilah yang kemudian mempengaruhi gaya tulisannya dalam novel Lampuki yang memperkenalkannya ke kancah sastra nasional.

7.      Saat mengaji dan mengajar ngaji, Arafat hampir tidak pernah mengenakan sarung di antara santri-santri yang semuanya berkain sarung. Namun, tidak ada seorang pun protes dan tidak seorang pun yang menganggapnya aneh, justru dia terlihat aneh manakala memakai sarung. Dia adalah anak yang pandai bergaul dan disukai teman-teman karena kesenangan humor, yang kemudian terbawa pada gaya cerita dalam novel-novelnya.

8.      Saat berada di rumah dan saat dia menulis, Arafat kerap memakai celana pendek. Begitu datang tamu, dia segera menggantinya dengan celana panjang sehingga tidak ada yang tahu kebiasaannya yang aneh ini selain keluarganya sendiri yang tidak terlalu peduli dengan apa yang dikerjakannya. Celana pendek adalah pakaian kecilnya dari SD sampai SMP. Bahkan saat SMA, dalam biliknya di pesantren, dia kerap memakai celana pendek yang tidak pernah sekalipun dipertanyakan, sebab itu memang ruang pribadi.

9.      Arafat Nur adalah sosok awet muda, suka olahraga, makan sayur, dengar musik, dan membaca buku apa saja. Sejak tamat SMA, dirinya seperti tidak mengalami perbedaan mencolok pada sosok dan raut wajahnya, seakan-akan dia agak diabaikan oleh waktu, sehingga cukup mudah bagi siapa saja mengenalinya sekalipun sepuluh tahun tidak bertemu dengannya. Namun, dia cukup sulit mengenali orang lain, malahan teman-temannya tampak jauh lebih tua darinya, kadang dipanggilnya dengan “Abang” atau “Kakak”. Ada pula orang yang usianya 20 tahun lebih muda darinya, memanggil Arafat dengan “Dik”.
Burung Terbang di Kelam Malam

10.  Akhir-akhir ini ada sekumpulan orang yang kerap menfitnahnya, mengatakan apa yang tidak diucapkan yang kemudian membuat Arafat lebih banyak diam. Dia kemudian sadar, setelah dua novelnya yang terakhir terbit, dia mulai disorot banyak orang. Itulah sebabnya dia lebih suka mendengar daripada berbicara ketika berada di tempat umum. Ada pula kalangan lain yang pikirannya sempit langsung mengklaim novelnya buruk tanpa pernah membacanya lebih dulu. Namun, Arafat adalah sosok yang lapang dada, tanpa mengugat ataupun berusaha membela dirinya yang dizalimi. Ketika ada teman yang kesal tentang masalah itu, dia hanya berucap, “Biarkan saja. Lagi pula saya ini memang bukan orang baik, dan hati saya ini pun belum tentu bisa dibaguskan.”

Begitulah sepuluh fakta tentang Arafat Nur yang telah melahirkan novel Lampuki(Serambi, 2010) yang fenomenal, dan terakhir Burung Terbang di Kelam Malam (Bentang, 2014) yang tidak kalah hebatnya. Pikiran-pikiran tajam dan mengejutkan darinya yang tidak diucapkan, tertuang secara padat, bernas, dan penuh makna dalam novel setebal 392 halaman ini. Dia menjadi tokoh penting dalam khazanah sastra nasional dengan buah karyanya yang cerdas dan mencerahkan, tetapi tidak pernah dipedulikan pemerintah dan novel-novelnya kerap diabaikan oleh sebagian besar masyarakat Aceh yang memang tidak suka membaca.(nagita)

Senin, 24 Februari 2014

Arafat Nur Luncurkan “Burung Terbang di Kelam Malam”

Isbedy Stiawan ZS/teraslampung.com
Arafat Nur (dok)
Bandarlampung—Novelis Banda Aceh Arafat Nur kembali meluncurkan novel terbarunya,  Burung Terbang di Kelam Malam (Bentang, 2014). Penulis novel Lampuki (Serambi, 2010) yang memenangkan Khatulistiwa Literary Award tahun 2011 ini berharap novelnya ini pun mendapat sambutan pembaca seperti novel sebelumnya.
     Arafat Nur mengatakan, novel terbarunya ini sekarang sudah beredar di sejumlah toko buku di Jakarta dan di sekitar pulau Jawa. “Sedangkan wilayah lainnya dalam tahap penyaluran, termasuk di beberapa toko buku di Banda Aceh,” ujar Arafat saat dihubungi via telepon selular, Senin (24/02/2014).
      Menurut dia, novel ini juga sudah mulai dijual di sejumlah toko buku online dan sejumlah masyarakat sudah mulai memesannya. “Saya berharap novel ini beredar dengan lancar sehingga mudah ditemukan oleh pembaca di seluruh Indonesia,” kata Arafat Nur .
    Lebih lanjut Arafat menjelaskan, beberapa pembaca setia novelnya memang menanti dengan tak sabar. Novel barunya ini disebut-sebut menggunakan gaya cerita baru dengan selera pasar yang luas yang tidak hanya menyentuh pembaca serius, tapi juga sangat mudah dinikmati oleh kaum remaja.
     Menurut Arafat, Burung Terbang di Kelam Malam memiliki kisah yang berliku, tapi begitu mudah dicerna dan dinikmati oleh semua kalangan, termasuk oleh mereka yang tidak bisa dengan teks-teks sastra yang rumit. “Saya sengaja menyederhanakan hal yang rumit supaya bisa dicerna oleh kalangan yang lebih luas,” ujarnya.
    Novel setebal 392 halaman ini mengisahkan tentang petualangan Fais, seorang juru warta muda yang mengungkap kebusukan seorang pejabat pemerintah, dengan bumbu cinta romantis. Sehingga novel ini termasuk dalam genre sastra politik romantis yang sangat menghibur dan mencerahkan.
     Dikisahkan jika kehidupan adalah sebuah perjalanan, Fais adalah seorang petualang yang berjalan sendirian di antara riuhnya dunia. Di tengah masyarakat yang mengelu-elukan sosok Tuan Beransyah, Fais memilih jalannya sendiri. Ia ingin membuktikan bahwa kandidat wali kota yang dikenal alim, dermawan, dan pandai agama itu tidak lain adalah sosok yang amat munafik.
    Maka, dimulailah sebuah perjalanan dengan kejutan di setiap tikungannya. Perjalanan itu tidak saja membuat Fais menemukan kebenaran di balik politik pencitraan yang memuakkan, tetapi juga kebenaran perasaannya. Fais akhirnya sadar, pertemuan dengan perempuan-perempuan yang sempat menggetarkan hatinya justru adalah jalan yang membawanya pulang pada cinta sejatinya.
     Novel Burung Terbang di Kelam Malam mengungkap kehidupan sosial yang begitu dekat; tentang sisi gelap politik dan cinta. Hubungan cinta terlarang, perasaan tidak berdaya, takut kehilangan, dan kesedihan yang begitu kental terpadu tanpa kehilangan rasa humor. Sebuah kisah yang berliku, tetapi diceritakan dengan sangat lugas dan mengalir.
    
Kisah dalam novel ini juga menegangkan, sedih, haru, dan humoris, sebagaimana juga ciri khas dalam novelnya Lampuki (Serambi,2010) yang telah menyabet dua penghargaan bergensi tingkat nasional, yaitu pada sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta (2010) dan Khatulistiwa Literary Award (2011).
     Arafat Nur berharap novel ini bisa diterima dan mendapatkan sambutan baik dari khalayak pembaca di Indonesia yang lebih luas.
“Saya pikir kita juga harus memperhatikan selera dan minat pembaca. Untuk itulah saya menuliskan novel ini, dengan harapan orang Indonesia gemar membaca dan menyukai sastra sebagai bacaan yang menghibur sekaligus mencerdaskan,” kata jurnalis di salah satu media di Lhokseumawe.
     Arafat Nur lahir di Lubuk Pakam dan mulai serius mendalami bidang sastra terutama puisi dan cerita pendek sekitar tahun 1997, tapi sebelumnya sudah mulai menulis cerpen anak-anak.Dia menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Peureulak dan SLTP di Idi Rayeuk. Kelas tiga SLTP pindah ke Meureudu dan menamatkan SMA di Meureudu. Pernah jadi tenaga pengajar di Dayah Babussalam (1992-1999) dan menjadi pegawai honorer SMU Meureudu-Aceh Pidie (1994-1999). Lalu pindah ke Lhokseumawe bekerja sebagai jurnalis.
  Arafat pernah mengikuti pertemuan sastrawan se-Sumatra yang diselenggarakan DKA/Lempa di Banda Aceh (1999). Pertemuan Sastrawan Nusantara di Ternate. Karya-karya lainnya yang pernah terbit adalahAceh Dalam Puisi (Assy-Syaamil, 2003), Mahaduka Aceh (PDS HB. Jassin, 2005), Lagu Kelu (ASA-Japan Aceh Net, 2005), serta Meutia Lon Sayang (dar! Mizan, 2005), Cinta Mahasunyi (dar! Mizan, 2005) dan Percikan Darah di Bunga (Zikrul Hakim, 2005).

Rabu, 19 Februari 2014

Orang Indonesia Paling Malas Membaca

PANGANDARAN, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa budaya membaca warga Jawa Barat dan Indonesia secara menyeluruh masih rendah. Menurutnya, indeks baca bangsa Indonesia hanya 0,01 persen.

"Sekarang kita harus melakukan gerakan membaca sebab masyarakat Jabar paling tidak suka membaca, orang Jabar paling malas membaca," keluh Heryawan saat acara menggagas kerja sama pembangunan Ciamis, Banjar, dan Pangandaran sekaligus Pelantikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) perwakilan Ciamis, di aula Hotel Laut Biru, Desa Pananjung, Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (3/12/2013) malam.

Menurutnya, indeks budaya baca bangsa Indonesia saat ini ialah 0,01 persen. Indonesia terendah dibandingkan Amerika yang budaya bacanya 0,5 persen dan yang paling tinggi adalah Singapura dan Hongkong yang mencapai 0,55 persen.

"Sebagai gambaran saja indeks baca orang Indonesia itu 0,01 persen. Artinya, satu buku dibaca oleh 1.000 orang atau 1.000 orang yang rata-rata memiliki satu buku. Singapura dan Hongkong 550 buku dibaca oleh 1.000 orang atau 1.000 orang membaca 550 buku atau orang dapat mengakses perpustakaan 550 buku," kata Heryawan.

Oleh karena itu, Heryawan menegaskan perlunya solusi untuk meningkatkan budaya membaca di Indonesia, utamanya di Jawa Barat. Salah satu solusinya adalah negara harus memperbanyak taman bacaan atau perpustakaan di daerah-daerah.

Selain itu, perlu ada program menghibahkan buku dari warga ke setiap perpustakaan di tiap-tiap daerah yang sistemnya sudah berjalan dengan baik. Warga bisa menyumbang buku ke gedung yang sudah resmi, yakni Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Jawa Barat di Jalan Kawaluyaan Indah II, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, yang beberapa hari lalu baru diresmikan Gubernur Jabar.

"Kita mencanangkan pegawai negeri sipil (PNS) di Jabar yang jumlahnya 1.500 untuk menghibahkan satu orang minimal satu buku ke Bapusipda, yang tujuannya untuk meningkatkan budaya baca masyarakat. Warga yang ingin menghibahkan buku juga silakan, perpustakaan terbuka lebar untuk menerima, daripada disimpan di rumah, kan tidak dipakai, mending dihibahkan," katanya.

Dengan meningkatkan budaya membaca masyarakat, tentunya bisa meringankan beban negara untuk pembangunan. Heryawan berharap civil society bisa terlahir di situ. Menurutnya, penting juga negara menggagas civil society atau masyarakat madani.

"Terlalu banyak tugas negara kalau harus diselesaikan oleh negara sendirian, tidak mungkin jika negara tidak melibatkan civil society. Sejatinya, civil society ini perlu digagas sehingga akan bersama-sama membantu memecahkan persoalan," pungkasnya.[]


Novel Baru Arafat Nur
Burung Terbang di Kelam Malam
JIKA kehidupan adalah sebuah perjalanan, Fais adalah seorang petualang yang berjalan sendirian di antara riuhnya dunia. Di tengah masyarakat yang mengelu-elukan sosok Tuan Beransyah, Fais memilih jalannya sendiri. Ia ingin membuktikan bahwa kandidat wali kota yang dikenal alim, dermawan, dan pandai agama itu tidak lain adalah sosok yang amat munafik.

Maka, dimulailah sebuah perjalanan dengan kejutan di setiap tikungannya. Perjalanan itu tidak saja membuat Fais menemukan kebenaran di balik politik pencitraan yang memuakkan, tetapi juga kebenaran perasaannya. Fais akhirnya sadar, pertemuan dengan perempuan-perempuan yang sempat menggetarkan hatinya justru adalah jalan yang membawanya pulang pada cinta sejatinya.

Burung Terbang di Kelam Malam mengungkap kehidupan sosial yang begitu dekat; tentang sisi gelap politik dan cinta. Hubungan cinta terlarang, perasaan tidak berdaya, takut kehilangan, dan kesedihan  yang begitu kental, tanpa kehilangan rasa humor. Sebuah kisah yang berliku, tetapi diceritakan dengan sangat lugas dan mengalir.[]


Selasa, 11 Februari 2014

Novel Cinta Berbumbu Seks

NOVEL cinta, apalagi yang kamu cari dari sana selain kisah romantis? Temukan dalam Fade Series. Dalam novel ini, kisah cinta tak cuma dikemas dengan romantis, tapi juga penuh adegan panas dalam uraian yang manis hingga membuatmu ketagihan membaca lembar demi lembarnya, sampai halaman terakhir.
  Novel erotis karangan Kate Dawes ini terbagi menjadi 3 seri, Fade Into You, Fade Into Me, dan Fade Into Always yang mulai dirilis sejak Juli 2012. Mengapa layak dibaca? Pertama karena isinya yang nggak “kacangan”. Kedua, karena kualitas ceritanya yang oke, Fade series masuk dalam USA Today bestseller, New York Times bestseller, dan MediaBistro’s Galleycat Self-published bestsellers list.
   Mari sedikit mengintip garis besar ceritanya. Mengambil latar dunia gemerlap Hollywood, tokoh laki-laki bernama Max Dalton yang seorang produser, sutradara, sekaligus penulis sukses dihadirkan untuk jatuh cinta kepada seorang perempuan biasa. Kedengaran seperti novel EL James, Beth Kery, dan Lisa Renee Jones? 

   Ya, lagi-lagi tokoh idola disandingkan dengan perempuan yang hampir nggak memiliki impian apa pun karena berasal dari dunia yang berkebalikan dengan Max, dunia yang sederhana. Tokoh perempuan itu bernama Olivia Rowland, datang dari Midwestern ke Los Angeles untuk bekerja pada sebuah agen pencari bakat di Hollywood. Pertemuan Olivia dan Max pun terjadi saat salah satu artisnya ngebet bermain di film garapan Max.
  Kehidupan glamour memang nggak menjamin siapa pun hidup bahagia, termasuk Max. Dirinya yang terlalu banyak makan asam-garam Hollywood merasa jenuh karena merasa kehidupannya penuh dengan intrik, termasuk soal cinta. Bertemu Olivia, Max seolah mendapatkan sebuah jawaban, bahwa masih ada perempuan yang bisa memberikan cinta dengan tulus, tak seperti perempuan lainnya yang cuma memanfaatkan kesuksesan Max. Demikian juga dengan Olivia yang nggak pernah bisa menemukan alasan kenapa dia bisa jatuh cinta kepada Max. 
    Mereka pun sepakat menjalani hubungan berbahaya tapi sangat bergairah, dan dari sana masing-masing menemukan rahasia tergelap pasangannya. Tapi, sudah pasti perjalanan cinta mereka nggak mulus. Salah satunya, Olivia terjebak dalam bayangan masa lalu: seorang mantan kekasih yang terus mengikutinya, mengharapkan Olivia kembali setelah kasus perselingkuhan dan seks kasarnya dengan Olivia semasa mereka bersama. Sang mantan adalah sisi gelapnya, bagian yang berusaha dia lupakan tapi terus datang menghantui.
   Cukup sudah bocoran ceritanya, dan saatnya kembali mencari alasan yang membuat kalian tertarik membaca utuh ketiga seri Fade ini, apa lagi kalau bukan adegan per adegan seks tokoh yang panas? Kate memberikan detail yang sempurna dalam tiap aktivitas ranjang. Yang lebih menarik adalah soal komunikasi di ranjang. Kate seolah memberikan wacana tentang pentingnya mengomunikasikan kebutuhan seksual bersama pasangan, bahkan saat sedang intim, lewat Olivia dan Max. Inilah nikmatnya membaca novel erotis, sambil refreshing dengan alur cerita dan imajinasi masing-masing, kita pun mendapatkan pelajaran seks yang baru. Bagaimana, Fimelova? Temukan kejutan yang lain dengan membaca seri seru ini, langsung!(fimela.com)

Cover Novel Mengandung Kekuatan Magis


Burung Terbang di Kelam Malam, Bentang, 2014.
SEKILAS, cover novel Burung Terbang di Kelam Malam ini tampak biasa saja. Namun, jika lebih lama kita memandanginya, terasa ada kekuatan magnet yang luar biasa. Cover dengan pagar kawat duri dan sejumlah burung berterbangan di antara sebuah lingkaran bulat warna coklat muda dengan latar utama biru ini memang mengesankan akan sebuah keunikan.
    Cover ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang lebih mendekati jiwa novel ini sehingga (agaknya) pihak Bentang melakukan pertimbangan ulang terhadap cover lama yang dianggap sangat tidak mewakili. Cover baru ini, jika diletakkan di antara cover-cover buku lain, ia akan tampak lebih menonjol, elegan, unik, dan mistis!
     Selain itu, keseluruhan dari ilustrasi dan warna cover ini memang melambungkan imajinasi pada suatu dunia yang penuh daya tarik dan menimbulkan rasa penasaran. Kita akan bertanya-tanya dan tak sabar bagaimana isi novel ini sebenarnya, setelah sebelumnyaArafat Nur melahirkan Lampuki yang memenangkan sayembara Novel DKJ 2010 dan semakin menguatkan eksestensi novel itu dengan penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2011.
    Sebagaimana yang digembar-gembor, novel Burung Terbang di Kelam Malam ini mengalami pergeseran gaya, tema, dan jiwa. Dalam novel terbarunya ini, Arafat Nur coba menarik daya pikat pembaca dengan ramuan cerita yang bisa dinikmati oleh siapa saja tanpa mengabaikan kualitas sastranya. Inilah yang membuat khalayak pembaca semakin menaruh rasa penasaran terhadap novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka Februari 2014 ini.
      Menurut Editor Fiksi Bentang, Ika Yuliana Kurniasih, melalui novel terbarunya ini, Arafat Nur semakin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pencerita ulung. “Dengan lincah, ia meracik sebuah cerita yang begitu menghanyutkan, membawa kita merasakan derasnya arus politik dan cinta terlarang yang mengombang-ambingkan kehidupan Fais, tokoh utama dalam novel ini,” ujarnya.
Selain mengungkap lika-liku kisah cinta yang tidak biasa, gugatan dalam novel ini terhadap kebusukan di balik politik pencitraan pun disuarakan melalui satire yang tajam dan tepat sasaran.
     Novel ini juga memiliki kecermatan pemilihan kata yang memang telah menjadi kekuatan gaya bercerita Arafat Nur, dan berhasil mengantarkan pembaca menelurusi relung terdalam pikiran dan perasaan Fais. Beragam konflik yang dialami tokoh-tokohnya saling menjalin dan menjadi cerminan sebuah realitas yang lebih besar: betapa manusia akan selalu berhadapan dengan sisi gelap kemanusiaan mereka sendiri.(dani)


Novel Seks yang Kelewat Batas

Fifty Shades of Grey adalah sebuah novel erotis karangan penulis asal Inggris, E.L. James. Novel ini mengisahkan hubungan percintaan dan seksualitas sadomasokis antara Anastasia Steele dan Christian Grey.
 
Selain hasil penjualan novel yang telah mengalahkan Harry Potter di situs Amazon.co.uk, Fifty Shades of Grey ternyata juga menyebarkan tren erotis dalam kehidupan seksual pasangan di seluruh dunia. Bahkan ada beberapa hal dalam novel tersebut yang bisa dicoba di kehidupan nyata antara Anda dan pasangan. Apa saja? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Indiansutras berikut ini.


Mengikat pasangan
 Ketika foreplay, Anda bisa mengikat pasangan di atas ranjang. Tidak perlu borgol seperti Christian Grey mengikat Anastasia Steele. Bahkan dasi pun bisa digunakan untuk mengikat dan membuat Anda sepenuhnya menguasai pasangan.


Menutup mata
 Perasaan tidak bisa melihat keadaan sekitar di tengah-tengah aktivitas bercinta akan memberikan sensasi tersendiri bagi Anda dan pasangan. Si dia pun akan tetap terkejut dan harap-harap cemas dengan perlakuan yang Anda berikan.


Es batu
 Kulit manusia pada dasarnya sangat sensitif terhadap berbagai rangsangan. Jadi tidak ada salahnya mencoba mengusapkan es batu ke seluruh tubuh untuk menciptakan sensasi dan membuat Anda mudah meraih orgasme.


Bercinta di mobil
 Bawa pasangan jalan-jalan ke tempat yang sepi, kemudian parkir mobil dan tutup semua pintu serta jendelanya. Tidak perlu menggunakan mobil mahal seperti Christian Grey jika Anda ingin mencoba sensasi bercinta di mobil dengan pasangan.


Sedikit nakal
 Salah satu ciri dari seks sadomasokis adalah kebiasaan melakukan spanking atau menampar pantat pasangan. Jadi sekali-kali coba bersikap sedikit nakal dengan melakukan spanking di sela-sela aktivitas seksual.


Mandi bersama 
Jika biasanya Anda dan si dia hanya beraksi di atas ranjang, sekarang coba lakukan aktivitas seksual di dalam kamar mandi. Entah mandi berendam atau menggunakan shower, ada banyak hal menyenangkan yang bisa Anda coba dengan pasangan.


Tempat bercinta
 Salah satu adegan seks erotis dari novel Fifty Shades of Grey adalah ketika Ana dan Christian bercinta di atas meja kerja. Ini artinya Anda dan pasangan tidak harus berada di atas ranjang jika memang ingin bermesraan. Sebab bercinta bisa dilakukan di mana saja di dalam rumah.(merdeka.com)

Cover Novel Mengandung Kekuatan Magis


Burung Terbang di Kelam Malam, Bentang, 2014.
SEKILAS, cover novel Burung Terbang di Kelam Malam ini tampak biasa saja. Namun, jika lebih lama kita memandanginya, terasa ada kekuatan magnet yang luar biasa. Cover dengan pagar kawat duri dan sejumlah burung berterbangan di antara sebuah lingkaran bulat warna coklat muda dengan latar utama biru ini memang mengesankan akan sebuah keunikan.
    Cover ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang lebih mendekati jiwa novel ini sehingga (agaknya) pihak Bentang melakukan pertimbangan ulang terhadap cover lama yang dianggap sangat tidak mewakili. Cover baru ini, jika diletakkan di antara cover-cover buku lain, ia akan tampak lebih menonjol, elegan, unik, dan mistis!
     Selain itu, keseluruhan dari ilustrasi dan warna cover ini memang melambungkan imajinasi pada suatu dunia yang penuh daya tarik dan menimbulkan rasa penasaran. Kita akan bertanya-tanya dan tak sabar bagaimana isi novel ini sebenarnya, setelah sebelumnya Arafat Nur melahirkan Lampuki yang memenangkan sayembara Novel DKJ 2010 dan semakin menguatkan eksestensi novel itu dengan penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2011.
    Sebagaimana yang digembar-gembor, novel Burung Terbang di Kelam Malam ini mengalami pergeseran gaya, tema, dan jiwa. Dalam novel terbarunya ini, Arafat Nur coba menarik daya pikat pembaca dengan ramuan cerita yang bisa dinikmati oleh siapa saja tanpa mengabaikan kualitas sastranya. Inilah yang membuat khalayak pembaca semakin menaruh rasa penasaran terhadap novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka Februari 2014 ini.
      Menurut Editor Fiksi Bentang, Ika Yuliana Kurniasih, melalui novel terbarunya ini, Arafat Nur semakin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pencerita ulung. “Dengan lincah, ia meracik sebuah cerita yang begitu menghanyutkan, membawa kita merasakan derasnya arus politik dan cinta terlarang yang mengombang-ambingkan kehidupan Fais, tokoh utama dalam novel ini,” ujarnya.
Selain mengungkap lika-liku kisah cinta yang tidak biasa, gugatan dalam novel ini terhadap kebusukan di balik politik pencitraan pun disuarakan melalui satire yang tajam dan tepat sasaran.
     Novel ini juga memiliki kecermatan pemilihan kata yang memang telah menjadi kekuatan gaya bercerita Arafat Nur, dan berhasil mengantarkan pembaca menelurusi relung terdalam pikiran dan perasaan Fais. Beragam konflik yang dialami tokoh-tokohnya saling menjalin dan menjadi cerminan sebuah realitas yang lebih besar: betapa manusia akan selalu berhadapan dengan sisi gelap kemanusiaan mereka sendiri.(dani)



Fakta-Fakta Mengenai Kehidupan Seks di Jepang

1 . Sebanyak 94 % wanita di Jepang Ini bukan perawan lagi .
2 . 78 % pria di Jepang tidak ingin berteman dengan anak laki-laki yang masih perjaka .
3 . 75 % pria Jepang rata-rata 3-4 kali memerawanin perempuan dalam hidupnya
4 . 67 % sex SMA di jepang dikenal oleh orang tua mereka .
5 . 56 % dari wanita Jepang melepas keperawanannya pada saat sekolah tinggi baru SMA.
6 . 40 % dari wanita Jepang memberikan keperawanannya kepada temannya bukan pacarnya .
7 . 34 % Seks di Jepang adalah incest ( incest ) hubungan sedarah.
8 . 6 % wanita di Jepang masih perawan karena alasan seperti kurangnya kekurangan fisik atau cacat cantik ..
9 . Kondom adalah barang yang paling laku di Jepang .
Orang Jepang tidak menyukai teori dan praktek tapi mengexplorer kemampuannya sendiri dalam hal seks.
Anda harus terbiasa dengan nama Maria ozawa dan Rin Sakuragi , Ya mereka adalah bintang porno yang terkenal di seluruh negeri . " Lunge " mereka pasti sudah akrab bagi penggemar film "goyang - goyang" wkwkwkwkwk . Bukan hanya karena mereka adalah ikon seks populer , masih banyak orang lain . Timbul pertanyaan dalam hati saya mengapa begitu banyak gadis yang masih sangat muda Jepang menjadi bintang porno ? Apakah ada perkejaan lain ? Namun, jika diliat melewati mereka wajah sangat cantik ( tertangkap pernah menonton .. hehehehe ) .
Sangat disayangkan memang. Meskipun mereka memiliki potensi setidaknya untuk menjadi seorang seniman. Jadi apa yang jadi penyebabnya? Yah, tidak ada jawaban yang pasti aku tahu, tapi aku hanya meringkas pernyataan dari rekan-rekan yang telah atau sedang tinggal di Jepang dan memahami kondisi kehidupan di sana. Berikut ini adalah pernyataan ringkasan dan opini yang berkembang yang dapat memberikan beberapa gagasan tentang alasan latar belakang dari tindakan mereka.
Kehidupan kota yang keras mewajibkan warga negara untuk mencoba untuk bertahan hidup. Segala macam cara dibawa ke dapur masih mengepul. Dari cara terhormat ke bawah tanah. Mengapa saya tidak menggunakan kata tidak terhormat, karena terhormat atau tidak dapat diperdebatkan selain BF juga bukan bintang kecil di Jepang yang tidak memiliki tempat di mata publik yang menyatakan bahwa sejalan dengan perubahan zaman, dunia kerja di Jepang semakin gila. Situasi ini mengharuskan mereka untuk berpikir kreatif. Muncul gaji - orang bergaji rendah gaji, tapi ia bekerja keras.

Cover Novel Mengandung Kekuatan Magis

SEKILAS, cover novel Burung Terbang di Kelam Malam ini tampak biasa saja. Namun, jika lebih lama kita memandanginya, terasa ada kekuatan magnet yang luar biasa. Cover dengan pagar kawat duri dan sejumlah burung berterbangan di antara sebuah lingkaran bulat warna coklat muda dengan latar utama biru ini memang mengesankan akan sebuah keunikan.
Burung Terbang di Kelam Malam, Bentang, 2014.
       Cover ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang lebih mendekati jiwa novel ini sehingga (agaknya) pihak Bentang melakukan pertimbangan ulang terhadap cover lama yang dianggap sangat tidak mewakili. Cover baru ini, jika diletakkan di antara cover-cover buku lain, ia akan tampak lebih menonjol, elegan, unik, dan mistis!
     Selain itu, keseluruhan dari ilustrasi dan warna cover ini memang melambungkan imajinasi pada suatu dunia yang penuh daya tarik dan menimbulkan rasa penasaran. Kita akan bertanya-tanya dan tak sabar bagaimana isi novel ini sebenarnya, setelah sebelumnya Arafat Nur melahirkan Lampuki yang memenangkan sayembara Novel DKJ 2010 dan semakin menguatkan eksestensi novel itu dengan penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2011.
       Sebagaimana yang digembar-gembor, novel Burung Terbang di Kelam Malam ini mengalami pergeseran gaya, tema, dan jiwa. Dalam novel terbarunya ini, Arafat Nur coba menarik daya pikat pembaca dengan ramuan cerita yang bisa dinikmati oleh siapa saja tanpa mengabaikan kualitas sastranya. Inilah yang membuat khalayak pembaca semakin menaruh rasa penasaran terhadap novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka Februari 2014 ini.
Menurut Editor Fiksi Bentang, Ika Yuliana Kurniasih, melalui novel terbarunya ini, Arafat Nur semakin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pencerita ulung. “Dengan lincah, ia meracik sebuah cerita yang begitu menghanyutkan, membawa kita merasakan derasnya arus politik dan cinta terlarang yang mengombang-ambingkan kehidupan Fais, tokoh utama dalam novel ini,” ujarnya.
      Selain mengungkap lika-liku kisah cinta yang tidak biasa, gugatan dalam novel ini terhadap kebusukan di balik politik pencitraan pun disuarakan melalui satire yang tajam dan tepat sasaran.
      Novel ini juga memiliki kecermatan pemilihan kata yang memang telah menjadi kekuatan gaya bercerita Arafat Nur, dan berhasil mengantarkan pembaca menelurusi relung terdalam pikiran dan perasaan Fais. Beragam konflik yang dialami tokoh-tokohnya saling menjalin dan menjadi cerminan sebuah realitas yang lebih besar: betapa manusia akan selalu berhadapan dengan sisi gelap kemanusiaan mereka sendiri.(dani)

Senin, 10 Februari 2014

Pertengahan 2014 Pemerintah Bakal Membuka Lowongan 100.000 CPNS Baru

PEMERINTAH akan kembali merekrut calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk jalur umum sekitar bulan Juni atau Juli 2014. Selanjutnya, jumlah CPNS yang akan direkut mencapai 100.000 orang.

“Tahun ini Insya Allah kita akan buka lagi untuk umum, sekitar 100.000 orang. Insya Allah antara Juni-Juli, sebelum atau sesudah pilpres. Kita perlu orang-orang yang baik untuk kita terima,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Azwar mengatakan, sebelumnya Pemerintah telah menggelar tes CPNS pada 3 November 2013. Dari tes tahun lalu tersebut, diterima sekitar 65.000 orang yang tersebar di pusat, provinsi, dan kabupaten kota. “Jadi sekitar 1.037.000 orang yang ikut tes pelamar umum untuk mengisi posisi 65.000 itu,” kata Azwar.

Seleksi tahun 2013 tersebut, kata Azwar, dilakukan dengan dua sistem, yakni komputerisasi dan mengisi secara manual lembar jawaban komputer (LJK). “Nah ini dengan dua sistem, komputer sebesar 291.000, langsung dia real time dapat nilainya, dan ada yang menggunakan LJK sebesar 705.000,” katanya.

Azwar mengakui masih ada kendala dalam perekrutan CPNS di beberapa daerah tahun lalu. Salah satu kendalanya, kata Anzwar, sedikit sekali putra daerah yang lolos tes. Selain CPNS, Pemerintah menerima sekitar 180.000 orang tenaga honorer kategori 2 (KII). “Yang ikut tes hanya 606.000, kita ambil 30 persen, hanya 180.000 orang,” katanya.(infocpns)

Cover Novel Mengandung Kekuatan Magis


Burung Terbang di Kelam Malam, Bentang, 2014.
SEKILAS, cover novel Burung Terbang di Kelam Malam ini tampak biasa saja. Namun, jika lebih lama kita memandanginya, terasa ada kekuatan magnet yang luar biasa. Cover dengan pagar kawat duri dan sejumlah burung berterbangan di antara sebuah lingkaran bulat warna coklat muda dengan latar utama biru ini memang mengesankan akan sebuah keunikan.
Cover ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang lebih mendekati jiwa novel ini sehingga (agaknya) pihak Bentang melakukan pertimbangan ulang terhadap cover lama yang dianggap sangat tidak mewakili. Cover baru ini, jika diletakkan di antara cover-cover buku lain, ia akan tampak lebih menonjol, elegan, unik, dan mistis!
Selain itu, keseluruhan dari ilustrasi dan warna cover ini memang melambungkan imajinasi pada suatu dunia yang penuh daya tarik dan menimbulkan rasa penasaran. Kita akan bertanya-tanya dan tak sabar bagaimana isi novel ini sebenarnya, setelah sebelumnya Arafat Nur melahirkan Lampuki yang memenangkan sayembara Novel DKJ 2010 dan semakin menguatkan eksestensi novel itu dengan penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2011.
Sebagaimana yang digembar-gembor, novel Burung Terbang di Kelam Malam ini mengalami pergeseran gaya, tema, dan jiwa. Dalam novel terbarunya ini, Arafat Nur coba menarik daya pikat pembaca dengan ramuan cerita yang bisa dinikmati oleh siapa saja tanpa mengabaikan kualitas sastranya. Inilah yang membuat khalayak pembaca semakin menaruh rasa penasaran terhadap novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka Februari 2014 ini.
Menurut Editor Fiksi Bentang, Ika Yuliana Kurniasih, melalui novel terbarunya ini, Arafat Nur semakin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pencerita ulung. “Dengan lincah, ia meracik sebuah cerita yang begitu menghanyutkan, membawa kita merasakan derasnya arus politik dan cinta terlarang yang mengombang-ambingkan kehidupan Fais, tokoh utama dalam novel ini,” ujarnya.
Selain mengungkap lika-liku kisah cinta yang tidak biasa, gugatan dalam novel ini terhadap kebusukan di balik politik pencitraan pun disuarakan melalui satire yang tajam dan tepat sasaran.
Novel ini juga memiliki kecermatan pemilihan kata yang memang telah menjadi kekuatan gaya bercerita Arafat Nur, dan berhasil mengantarkan pembaca menelurusi relung terdalam pikiran dan perasaan Fais. Beragam konflik yang dialami tokoh-tokohnya saling menjalin dan menjadi cerminan sebuah realitas yang lebih besar: betapa manusia akan selalu berhadapan dengan sisi gelap kemanusiaan mereka sendiri.(dani)

Cover Novel yang Mengandung Kekuatan Magis


Burung Terbang di Kelam Malam, Bentang, 2014.

SEKILAS, cover novel Burung Terbang di Kelam Malam ini tampak biasa saja. Namun, jika lebih lama kita memandanginya, terasa ada kekuatan magnet yang luar biasa. Cover dengan pagar kawat duri dan sejumlah burung berterbangan di antara sebuah lingkaran bulat warna coklat muda dengan latar utama biru ini memang mengesankan akan sebuah keunikan.

Cover ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang lebih mendekati jiwa novel ini sehingga (agaknya) pihak Bentang melakukan pertimbangan ulang terhadap cover lama yang dianggap sangat tidak mewakili. Cover baru ini, jika diletakkan di antara cover-cover buku lain, ia akan tampak lebih menonjol, elegan, unik, dan mistis!

Selain itu, keseluruhan dari ilustrasi dan warna cover ini memang melambungkan imajinasi pada suatu dunia yang penuh daya tarik dan menimbulkan rasa penasaran. Kita akan bertanya-tanya dan tak sabar bagaimana isi novel ini sebenarnya, setelah sebelumnya Arafat Nur melahirkan Lampuki yang memenangkan sayembara Novel DKJ 2010 dan semakin menguatkan eksestensi novel itu dengan penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2011.

Sebagaimana yang digembar-gembor, novel Burung Terbang di Kelam Malam ini mengalami pergeseran gaya, tema, dan jiwa. Dalam novel terbarunya ini, Arafat Nur coba menarik daya pikat pembaca dengan ramuan cerita yang bisa dinikmati oleh siapa saja tanpa mengabaikan kualitas sastranya. Inilah yang membuat khalayak pembaca semakin menaruh rasa penasaran terhadap novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka Februari 2014 ini.

Menurut Editor Fiksi Bentang, Ika Yuliana Kurniasih, melalui novel terbarunya ini, Arafat Nur semakin membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pencerita ulung. “Dengan lincah, ia meracik sebuah cerita yang begitu menghanyutkan, membawa kita merasakan derasnya arus politik dan cinta terlarang yang mengombang-ambingkan kehidupan Fais, tokoh utama dalam novel ini,” ujarnya.

Selain mengungkap lika-liku kisah cinta yang tidak biasa, gugatan dalam novel ini terhadap kebusukan di balik politik pencitraan pun disuarakan melalui satire yang tajam dan tepat sasaran.

Novel ini juga memiliki kecermatan pemilihan kata yang memang telah menjadi kekuatan gaya bercerita Arafat Nur, dan berhasil mengantarkan pembaca menelurusi relung terdalam pikiran dan perasaan Fais. Beragam konflik yang dialami tokoh-tokohnya saling menjalin dan menjadi cerminan sebuah realitas yang lebih besar: betapa manusia akan selalu berhadapan dengan sisi gelap kemanusiaan mereka sendiri.(dani)