JAKARTA: Arafat Nur tampil membacakan penggalan kisah dalam novel
terbarunya Burung Terbang di Kelam Malam di panggung Asean Literary Festival (ALF)
di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang akan berlangsung baru-baru ini.
Sebelum tampil, Sabtu (22/3) petangnya, dia sempat memaparkan
masalah konflik Aceh di sesi Writter’s
Coner. Penampilannya ini sempat terusik dengan kebisingan, dan membuat
Arafat melontarkan kata-kata kesal yang membuat hadirin bersorak dan
tertawa-tawa.
Selama mengisi sejumlah acara itu, novelis Aceh ini tampak
agak emosi dan mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat.
“Apa itu nasionalisme? Mereka menyuruh kita untuk mendahului kepentingan umum
daripada pribadi. Sedangkan mereka mendahulukan kepentingan pribadi dengan
korupsi,” kata Arafat dengan suara menyeru.
Dari dulu pemerintah itu tetap tidak adil terhadap rakyat,
terlebih lagi terhadap Aceh. mereka habis mengeruk semua kekayaan Aceh untuk
dibawa ke Jakarta. Kata Arafat, sampai ke Jakarta mereka mengkorupnya secara
bersama-sama.
Secara tegas Arafat mengatakan, bahwa orang Aceh tidak
membenci Jawa. “Yang kami benci itu adalah pemerintahnya yang jahat dan tidak
adil. Sebagaimana juga orang Jawa membenci pemimpin yang oteriter dan
sewenang-wenang. Jadi, janganlah salah sangka. Kalau ada orang Aceh yang
membenci orang Jawa, sebetulnya orang itu juga membenci orang Aceh,” ujarnya.
Arafat melanjutkan, perang berkepanjangan telah melahirkan
kebodohan, sifat dengki, dan juga munculnya orang-orang picik. Hal ini dapat
dimaklumi karena perang membuat kehidupan semakin surut. “Di Aceh sendiri
banyak orang yang tidak menyukai saya. Mereka tidak paham dengan novel yang
saya tulis. Novel saya membela Aceh, tapi mereka memahami sebaliknya,” kata
Arafat.
Dalam ASEAN Literary Festival ini
juga dihadiri puluhan penulis, akademisi, dan kritikus dari Indonesia dan
negara lainnya, baik ASEAN dan non-ASEAN akan ikut andil. Negara-negara Asia
Tenggara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),
memiliki banyak kesamaan, termasuk dalam hal sastra dan budaya.[]