Azamy Muchlis
Waktu
itu aku lupa bahwa usia Riana sudah menanjak tiga puluhan dan kesan
yang kupikirkan adalah dia masih gadis tanggung, seakan-akan waktu tak
singgah padanya. Senyumnya betul-betul menggetarkan sehingga aku hampir
lupa diri kala menjabat tangannya. Sejenak dia pun tanpak tertegun, agak
terkejut menatapku, seoalah-olah wajahku mengingatkannya pada
sesuatu....
Tempat Paling Sunyi |
Tentang gagasan menulis novel ini sendiri datangnya tak
disangka-sangka ketika sebulan dia pulang dari memberi materi seminar
sastra di Padang. Waktu itu dia memang memiliki banyak waktu senggang,
sehingga dia menelusuri hutan Sawang mencari untuk mencari batu cincin
di sungai. Pada hari yang lain dia sering bertemu muka dan
berbincang-bincang dengan seorang guru ngaji yang memiliki suatu
keistimewaan-- dapat bercakap-cakap dengan makhluk halus.
Kehidupan sehari-hari tentang dunia kepenulisan dan hubungannya dengan
penulis-penulis Aceh, turut andil dalam mempengaruhi novel ini. Tempat Paling Sunyi membeberkan secara lugas tentang dunia dan kehidupan penulis yang
ada di wilayah konflik, serta masalah-masalah yang dihadapi. Hup! Tapi
tidaklah sesederhana itu ceritanya. Kisahnya benuh dengan lika-liku
kehidupan Mustafa yang rumit, penuh tekanan, dan juga kisah unik cintanya.
Kegagalannya dengan istri pertama membuatnya harus mengawini perempuan
lain, yang sampai akhir hayatnya tetap menjadi perempuan simpanan.
Berikut ini adalah sinopsisnya:
Mustafa, seorang novelis yang tinggal di wilayah kecil dan dilanda
kekacauan, mengalami banyak masalah pelik di seputar hidupnya sendiri
dan harus menghadapi sejumlah peristiwa besar lain di lingkungan kota
tempat tinggalnya. Di tengah-tengah kerumitan urusan keluarga dan
kekacauan situasi yang senantiasa timbul, dia bertekad kuat dan berusaha
keras untuk menyelesaikan sebuah novel yang diyakini kelak akan menjadi
karya hebat yang dapat memengaruhi orang dan mengubah negeri yang
selalu dalam kancah pertikaian ini.
Tempat Paling Sunyi |
Novel
ini mengisahkan romantika pelik hubungan manusia, keterasingan hubungan
dengan Tuhan, dan kegamangan menghadapi dunia. Diceritakan dengan
sederhana, lugas, jenaka, sendu, sedih, dan gembira. Kaya cita rasa,
termasuk masalah-masalah rumit yang berhubungan dengan dunia kepenulisan
dan sastra, keterkaitannya dengan politik dan hubungan dengan Sang
Pencipta. Juga membahas secara sepintas lalu perbandingan sastra
di Indonesia[]