Baiklah, saya akan membeberkan sedikit kenapa dan apa pula
sebabnya saya menulis novel Burung
Terbang di Kelam Malam (BTKM).
Setelah novel Lampuki, saya
selalu saja diliputi dilema ketika memastikan bentuk novel yang selanjutnya. Sampai
kemudian saya menemukan bentuk serupa novel BTKM yang sudah ada di pasaran
sekarang ini.
Adapun keputusan ini saya
ambil setelah banyak keluhan dari pembaca remaja yang sulit mencerna Lampuki. Lampuki
dianggap memiliki teks sastra yang terlalu berat bagi pembaca umum.
Saya kira masalah ini tidak
boleh diabaikan. Saya juga ingin pembaca remaja dapat menikmati sastra yang
saya tulis. Mereka adalah generasi dengan jumlah yang besar,
yang saya anggap punya potensi dan kecerdasan seperti generasi pembaca novel
serius sekarang. Untuk sementara ini mereka perlu diperhatikan
dan dimanja dengan sastra yang lebih lugas dan ringan.
Namun, saya juga tidak ingin
mengorbankan kualitas sastranya. Saya
menuliskan Burung Terbang di Kelam Malam
dengan maksud bahwa sebuah novel sastra juga ternyata bisa ringan.
Tentu kerja ini melelahkan.
Tidak semudah yang saya bayangkan. Setidaknya, bila pun novel ini punya sisi
kekurangan, tapi harus banyak sisi kelebihannya sehingga bisa menutupi kekurangannya.
Terlalu banyak pertimbangan
yang saling berbenturan. Saya tetap tidak bisa mengikuti selera dan kemauan
saya sendiri sebab novel membutuhkan banyak pembaca. Inilah yang terus saya upayakan;
membuat novel dengan selera banyak orang, tapi dengan usaha tetap menjaga
kualitas isinya.
Novel ini sebagai suatu
upaya untuk mengajak remaja menikmati bacaan sastra yang lebih serius, tentu
tanpa mengesampingkan pembaca yang telah ada. Saya tidak ingin pembaca
terdahulu mengalami kecewa. Maka, sekuatnya saya mempertahankan apa yang telah
menjadi jati diri saya.
Sebelum BTKM ini dilepaskan
ke pasaran, saya telah melakukan pengujian novel ini terhadap mereka yang tidak
suka baca sastra. Mereka bisa tertawa
dan menikmatinya sampai tuntas. Sampai kemudian terkenang-kenang, dan dengan
semangat ingin menyampaikan pendapatnya.
Sejauh ini, terhadap mereka
yang telah membaca BTKM memang belum ada yang menyatakan kekecewaan. Dan saya
berharap tidak ada yang kecewa dengan “format agak beda” dari format novel
sebelumnya.
BTKM mengajak untuk memilihat secara dekat dan dengan pandangan jernih
segala realitas kehidupan sesungguhnya, tanpa menambah atau mengurangi.(
#TwiTalkPenulis)