Sarjana
Sastra Unpad
Judul
: Burung Terbangdi Kelam Malam
Penulis
: Arafat Nur
Penerbit
: PT Bentang Pustaka
Tebal
: xiv+376 halaman
Cetakan :
Pertama, 2014
ISBN
: 978-602-7888-93-7
Terjadinya
intrik politik dalam proses penentuan seorang kepala daerah sudah lazim. Ambisi
seseorang untuk menjadi penguasa mendorongnya menempuh segala cara demi image.
Sosok
yang digadang-gadang menang tidak jarang pribadi yang baik di masyarakat, tapi
penuh borok di belakang. Begitulah sebagian isi dari novel Burung Terbang di Kelam Malam.
Cerita
berpokok pada sosok Tuan Beransyah yang mengajukan diri menjadi kandidat Wali
Kota Lamlhok, sebuah kota di Aceh. Dia dikenal alim dan dermawan, beristri
satu. Padahal, sesungguhnya istri mudanya tersebar di beberapa daerah.
Dia juga
licik dengan memanfaatkan para wartawan demi mendongkrak citra. Tuan Beransyah
adalah seorang pengusaha sukses yang awalnya berjualan melinjo.
Bisnisnya
kemudian bercabang-cabang dan diduga salah satunya ganja. Namun, tentu saja,
hal tersebut berhasil ditutup rapat-rapat. Seorang wartawan muda bernama Fais
bertekad menguak kebusukan Tuan Beransyah.
Dia tidak
rela kotanya dipimpin seorang munafik. Dia berencana membuat novel berdasarkan
kisah nyata Tuan Beransyah. Dengan demikian, orang-orang bisa mengetahui tokoh
itu yang sebenarnya. Fais lalu berkelana menyusuri daerah-daerah tempat tinggal
para gundik Tuan Beransyah.
Dia
mengumpulkan data dijadikan bahan novel yang nantinya akan mengungkap perangai
asli Tuan Beransyah. Dari perjalanannya, selain memperoleh data, Fais pun
mendapati fakta yang menyedihkan tentang kondisi Aceh pasca perang dan tsunami.
"Di
luar sana masih tampak jelas gambaran suram masa lalu membayangi sampai
sekarang. Terlihat puing-puing bangunan bekas dibakar semasa perang dulu.
Kendaraan-kendaraan rusak parah akibat kena hantam pelontar roket pemberontak
yang dulu kerap mengadang pasukanpasukan kecil pemerintah di jalanjalan sepi
pada masa perang.”(hal 46).
Interaksi
Fais dengan istri-istri simpanan Tuan Beransyah membuatnya gamang. Sesungguhnya
dia sudah punya teman dekat bernama Safira. Tapi, dia bingung dengan kondisi
dirinya yang masih merasa belum bisa terikat dalam satu hubungan.
Fais yang
tampan sering kali membuat perempuan di sekitarnya terpesona. Ada beberapa dari
istri simpanan Tuan Beransyah yang masih muda dan cantik, juga tetangganya yang
masih remaja, serta rekan kerjanya, jatuh cinta kepadanya. Namun, Fais tidak
bisa mengambil keputusan.
Setelah
Tuan Beransyah benar-benar terpilih menjadi wali kota, Fais geram. Sebelumnya,
dia tidak berdaya menolak permintaan Beransyah dan istrinya untuk menulis yang
baik-baik tentang dirinya dan kegiatannya yang seolah memihak rakyat. Kini dia
ingin menuliskan kenyataan buruk Tuan Beransyah.
Tulisannya
kemudian muncul di koran dan membuat gempar kota. Fais lalu diburu orang-orang
dekat Tuan Beransyah, rumahnya diobrakabrik. Tapi, Fais mencoba bersikap
tenang.
"Sekalipun
mulai gemetaran, aku masih bersikap biasa saja dan sempat berlagak di depannya.
Biasa, perkara yang lazim menimpa wartawan bandel" (hal 330). Kemudian
Fais bersembunyi demi menyelamatkan diri. Dia dikeluarkan dari perusahaan surat
kabar tempatnya bekerja agar korannya tak dibreidel.
Burung Terbang di Kelam Malam merupakan novel dengan kritik sosial yang kental.
Pemerintahan korup, politik kotor, penyedotan sumber kekayaan daerah, dan
kondisi sosial masyarakat karut-marut mendapat sorotan tajam.
Sosok
Tuan Beransyah memperlihatkan bahwa pemimpin yang tampak baik, biasanya
menyimpan kebusukan. Namun, pada suatu hari, kebusukan itu terungkap juga.[Koran Jakarta]