Oleh
Yusrizal Yusuf
Membaca bab-bab
pertama novel terbarunya Arafat Nur, penulis hebat dari Aceh ini, aku
dapat memahami benar betapa hebatnya pergumulan batin Mustafa (tokoh dalam novel Tempat Paling Sunyi) dalam upayanya melahirkan sebuah novel.
Untuknya menulis novel adalah hal yang penting—dia sengaja mengikat diri pada pekerjaan ini,
sebuah upaya melampiaskan hasrat kemarahan yang sejenak dapat membawanya dalam
ruang kebahagiaan semu dan selanjutnya berakhir dengan ketersiksaan yang lebit hebat (hal. 13).
Pergumulan batin Mustafa kian bertambah-tambah
dengan peliknya hidup dalam suasana perang dan tekanan istrinya Salma dan
Mertuanya Syarifah. Menurut mereka pekerjaan menulis novel yang belum tentu
mendapatkan uang adalah pekerjaan yang sama sekali tak berfaedah. Meskipun
Mustafa melakoni peran sebagai suami yang mencari nafkah dengan bekerja sebagai
juru ketik di Lamlhok Computer, tentu
saja pekerjaan sesederhana itu tak pernah benar-benar membuat asap dapur
rumahnya terus mengepul, atas dasar itu pula sering terjadi percekcokan dengan
istrinya dirumah sampai tumpah ke jalan-jalan.
Untuk istrinya dan mertuanya itu, uang adalah hal sangat penting karena sebelumnya dua
anak beranak itu hidup mewah, serba bercukupan dan suka berfoya-foya. Mereka
terlalu bodoh untuk mengerti betapa sulitnya hidup ditengah suasana perang yang
kian menjadi-jadi. Salma yang kekanak-kanakan dan tak mau mengerti perjuangan
suaminya yang menulis novel, kerap kali cemburu dan menuduh
Mustafa yang bukan-bukan, menuduh Mustafa mulai bosan lalu main perempuan.
Nantinya memang segala tuduhan atas diri Mustafa itu seolah menjadi
doa untuknya, karena kelak ia bertemu Riana dan jatuh cinta.Tentunya segala
pergumulan batin nan hebat itu membawa Mustafa berjalan ke tempat paling sunyi
di dunia ini.
Aku belum bisa menjelaskan banyak hal tentang novel
ini, karena belum menamatkannya. Aku masih menebak-nebak
akan bagaimana hidup Mustafa nantinya? Bagaimana kabar novel yang ditulisnya? Bagaimana keadaan Salma dan
Riana setelahnya? Kau harus membaca novel hebat ini kawan; novel, perang,
cinta, penderitaan, sama rumitnya..[]