Penghargaan Nobel Perdamaian (bahasa Inggris: Nobel Peace Prize; bahasa Swedia dan bahasa Norwegia: Nobels fredspris) adalah satu dari lima Penghargaan Nobel yang diadakan atas permintaan oleh penemu dan industrialis Swedia Alfred Nobel.
Penghargaan ini diberikan pada orang yang paling giat melaksanakan
hubungan yang bersifat internasional, pendiri pergerakan perdamaian atau
berusaha mengurangi atau melenyapkan peperangan.
Meskipun Penghargaan Nobel dalam Fisika, Kimia, Medis dan Sastra diberikan pertahun di Stockholm, Swedia. Penghargaan Nobel dalam Perdamaian diberikan di Oslo, Norwegia. Komite Nobel Norwegia, yang anggotanya dipilih oleh Parlemen Norwegia, ditugaskan untuk menenjuk penerima Penghargaan Perdamaian ini, dan hadiah ini diberikan oleh ketuanya, Dr. Ole Danbolt Mjos.
Pada saat Nobel meninggal Swedia dan Norwegia masih dalam "persatuan perseorangan" di mana Parlemen Swedia bertanggungjawab penuh untuk kebijakan luar negeri (dan kebijakan domestik Swedia sebagai tambahan), dan Parlemen Swedia bertanggung jawab hanya untuk kebijakan domestik Norwegia. Alfred Nobel oleh karena itu membuat keputusan bahwa Penghargaan Perdamaian diberikan oleh Norwegia dan bukan Swedia untuk mencegah manipulasi proses pemilihan oleh kekuatan asing.
Tidak seperti Penghargaan Nobel lainnya, Penghargaan Perdamaian Nobel dapat diberikan kepada orang atau organisasi yang masih dalam proses penyelesaian masalah, dan bukan penyelesaian masalah. Dengan begitu, Penghargaan Perdamaian Nobel berbeda dengan seluruh penghargaan Nobel lainnya. Karena hadiah ini dapat diberikan kepada seseorang yang terlibat dalam proses perdamaian yang masih berlangsung, beberapa dari penghargaan tersebut sekarang ini tampaknya ada yang dipertanyakan, terutama ketika proses ini gagal untuk memberikan hasil. Contohnya penghargaan ini diberikan kepada Theodore Roosevelt, Le Duc Tho, dan Henry Kissinger yang lumayan kontroversial dan dikritik; yang terakhir mengakibatkan dua anggota komite yang tidak setuju mengundurkan diri [2]. Komite Nobel juga menerima kritikan dari grup sayap-kanan yang melihat keputusan mereka berdasarkan bias dari sayap-kiri. Mereka terutama menyalahkan penghargaan ini diberikan kepada Yasser Arafat, yang mereka pandang sebagai pendukung terorisme.
Pada tahun 2007 Nobel Perdamaian diberikan kepada Al Gore, mantan wakil presiden Amerika Serikat yang memperingatkan dunia atas ancaman pemanasan global, dan IPCC. Banyak kalangan yang menduga hal tersebut dilakukan untuk menghapus streotipe buruk yang selama ini menempel pada lembaga Nobel. Nobel Perdamaian beberapa kali menimbulkan polemik karena diberikan kepada beberapa orang yang di kemudian hari sama sekali tidak menciptakan kedamaian.
Pengumumannya tidak dilakukan pada tanggal tertentu, tetapi umumnya dilaksanakan pada hari Jumat pertengahan Oktober. Pengumumannya dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa besar. Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10 Desember, tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai 1946, upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian dari 1947 diselenggarakan di aula Universitas Oslo, lalu pada 1990 dipindahkan ke balai kota Oslo.
Daftar penerima penghargaan Nobel dalam Perdamaian sejak 1901 sebagai berikut:
Meskipun Penghargaan Nobel dalam Fisika, Kimia, Medis dan Sastra diberikan pertahun di Stockholm, Swedia. Penghargaan Nobel dalam Perdamaian diberikan di Oslo, Norwegia. Komite Nobel Norwegia, yang anggotanya dipilih oleh Parlemen Norwegia, ditugaskan untuk menenjuk penerima Penghargaan Perdamaian ini, dan hadiah ini diberikan oleh ketuanya, Dr. Ole Danbolt Mjos.
Pada saat Nobel meninggal Swedia dan Norwegia masih dalam "persatuan perseorangan" di mana Parlemen Swedia bertanggungjawab penuh untuk kebijakan luar negeri (dan kebijakan domestik Swedia sebagai tambahan), dan Parlemen Swedia bertanggung jawab hanya untuk kebijakan domestik Norwegia. Alfred Nobel oleh karena itu membuat keputusan bahwa Penghargaan Perdamaian diberikan oleh Norwegia dan bukan Swedia untuk mencegah manipulasi proses pemilihan oleh kekuatan asing.
Tidak seperti Penghargaan Nobel lainnya, Penghargaan Perdamaian Nobel dapat diberikan kepada orang atau organisasi yang masih dalam proses penyelesaian masalah, dan bukan penyelesaian masalah. Dengan begitu, Penghargaan Perdamaian Nobel berbeda dengan seluruh penghargaan Nobel lainnya. Karena hadiah ini dapat diberikan kepada seseorang yang terlibat dalam proses perdamaian yang masih berlangsung, beberapa dari penghargaan tersebut sekarang ini tampaknya ada yang dipertanyakan, terutama ketika proses ini gagal untuk memberikan hasil. Contohnya penghargaan ini diberikan kepada Theodore Roosevelt, Le Duc Tho, dan Henry Kissinger yang lumayan kontroversial dan dikritik; yang terakhir mengakibatkan dua anggota komite yang tidak setuju mengundurkan diri [2]. Komite Nobel juga menerima kritikan dari grup sayap-kanan yang melihat keputusan mereka berdasarkan bias dari sayap-kiri. Mereka terutama menyalahkan penghargaan ini diberikan kepada Yasser Arafat, yang mereka pandang sebagai pendukung terorisme.
Pada tahun 2007 Nobel Perdamaian diberikan kepada Al Gore, mantan wakil presiden Amerika Serikat yang memperingatkan dunia atas ancaman pemanasan global, dan IPCC. Banyak kalangan yang menduga hal tersebut dilakukan untuk menghapus streotipe buruk yang selama ini menempel pada lembaga Nobel. Nobel Perdamaian beberapa kali menimbulkan polemik karena diberikan kepada beberapa orang yang di kemudian hari sama sekali tidak menciptakan kedamaian.
Pengumumannya tidak dilakukan pada tanggal tertentu, tetapi umumnya dilaksanakan pada hari Jumat pertengahan Oktober. Pengumumannya dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa besar. Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10 Desember, tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai 1946, upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian dari 1947 diselenggarakan di aula Universitas Oslo, lalu pada 1990 dipindahkan ke balai kota Oslo.
Daftar penerima penghargaan Nobel dalam Perdamaian sejak 1901 sebagai berikut:
Tahun | Nama | Karya yang Diberi Penghargaan |
---|---|---|
1901 | Jean Henri Dunant (Swiss) | perannya dalam mendirikan Komite Palang Merah Internasional |
Frédéric Passy (Perancis) | menjadi salah satu pendiri utama Inter Uni Parlementer dan juga penyelenggara utama pertama Kongres Perdamaian Universal | |
1902 | Élie Ducommun (Swiss) | Sekretaris Kehormatan Biro Perdamaian Permanen Internasional |
Charles Albert Gobat (Swiss) | Sekretaris Jenderal Inter Uni Parlementer,Sekretaris Kehormatan Biro Perdamaian Permanen Internasional | |
1903 | Sir William Randal Cremer (Inggris) | Anggota Parlemen Inggris, Sekretaris, Liga Arbitrase Internasional |
1904 | Institut de droit international (Belgia) | usaha sebagai badan resmi untuk merumuskan prinsip-prinsip umum ilmu hukum internasional |
1905 | Bertha Sophia Felicita Baronin von Suttner (Austria-Hongaria) | Sekretaris Kehormatan Biro Perdamaian Permanen Internasional |
1906 | Theodore Roosevelt (Amerika Serikat) | berhasil mediasi untuk mengakhiri perang Rusia-Jepang dan karena minatnya dalam arbitrase, karena arbitrase memberikan Den Haag pengadilan dengan kasus pertama |
1907 | Ernesto Teodoro Moneta (Italia) | Presiden, Lombard Liga Damai, adalah menonjol sebagai pekerja untuk perdamaian di Italia |
Louis Renault (Perancis) | Profesor Hukum Internasional, adalah utusan permanen Perancis ke Pengadilan Den Haag | |
1908 | Klas Pontus Arnoldson (Swedia) | Pendiri Perdamaian dan Liga Arbitrase Swedia |
Fredrik Bajer (Denmark) | bekerja di Inter Uni Parlementer dengan menjadi presiden pertama dari Biro Perdamaian Internasional | |
1909 | Auguste Marie François Beernaert (Belgia) | Mantan Perdana Menteri, Anggota Parlemen Belgia, Anggota Liga Arbitrase International |
Paul Henri Benjamin Balluet d'Estournelles de Constant (Perancis) | Anggota Parlemen Perancis (Senator), Pendiri Presiden dari kelompok arbitrasi sukarela parlementer Perancis, Pendiri Komite Pertahanan Kepentingan Nasional dan Internasional Perdamaian | |
1910 | Bureau international permanent de la paix (Swiss) | Didirikan pada tahun 1891 |
1911 | Tobias Michael Carel Asser (Belanda) | Penggagas Gerakan Pertemuan Swasta Internasional Hukum di Den Haag, Kabinet Menteri, Pengacara |
Alfred Hermann Fried (Austria-Hongaria) | Wartawan, Pendiri Die Friedenswarte | |
1912 | Elihu Root (Amerika Serikat) | Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Pencipta berbagai Perjanjian Arbitrase |
1913 | Henri-Marie La Fontaine (Belgia) | Anggota Parlemen Belgia (Senator), Presiden Biro Perdamaian Permanen Internasional |
1914 |
|
|
1915 | ||
1916 | ||
1917 | Palang Merah Internasional (Swiss) | |
1918 |
|
|
1919 | Thomas Woodrow Wilson (Amerika Serikat) | Presiden Amerika Serikat, Pendiri Liga Bangsa-Bangsa |
1920 | Léon Victor Auguste Bourgeois (Perancis) | Mantan Menteri Luar Negeri, Presiden, Parlemen Perancis (Senat), Presiden Dewan Liga Bangsa-Bangsa |
1921 | Karl Hjalmar Branting (Swedia) | Perdana Menteri, Delegasi Swedia, Dewan Liga Bangsa-Bangsa |
Christian Lous Lange (Norwegia) | Sekretaris Jenderal Biro Perdamaian Internasional | |
1922 | Fridtjof Wedel-Jarlsberg Nansen (Norwegia) | Ahli Fisika, Delagasi Norwegia dan Liga Bangsa-Bangsa |
1923 |
|
|
1924 | ||
1925 | Joseph Austen Chamberlain (Inggris) | Menteri Luar Negeri, Pencetus Pakta Locarno |
Charles Gates Dawes (Amerika Serikat) | Wakil Presiden Amerika Serikat, Ketua Komisi Sekutu Reparasi (Pencipta "Rencana Dawes") | |
1926 | Aristide Briand (Perancis) | Menteri Luar Negeri, Pencetus Pakta Locarno dan Pakta Briand-Kellogg |
Gustav Stresemann (Jerman) | Mantan Kanselir Tinggi (Reichs-kanzler), Menteri Luar Negeri, Pencetus Pakta Locarno | |
1927 | Ferdinand Buisson (Perancis) | Mantan Profesor Universitas Sorbonne, Paris, Pendiri dan Presiden Liga Hak Asasi Manusia |
Ludwig Quidde (Jerman) | Profesor Universitas Berlin, Anggota Parlemen Jerman, Peserta berbagai konferensi perdamaian | |
1928 |
|
|
1929 | Frank Billings Kellogg (Amerika Serikat) | Mantan Menteri Luar Negeri, Pencetus Pakta Briand-Kellogg |
1930 | Lars Olof Nathan Söderblom (Swedia) | Uskup Agung, Pemimpin dalam gerakan Oikumenis |
1931 | Laura Jane Addams (Amerika Serikat) | Sosiolog, Presiden Liga Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan |
Nicholas Murray Butler (Amerika Serikat) | Presiden Universitas Columbia, Promotor Pakta Briand Kellogg | |
1932 |
|
|
1933 | Sir Ralph Norman Angell (Inggris) | Penulis, Anggota Komite Eksekutif Liga Bangsa-Bangsa dan Dewan Perdamaian Nasional |
1934 | Arthur Henderson (Inggris) | Mantan Menteri Luar Negeri, Presiden Konferensi Perlucutan Senjata(1932) |
1935 | Carl von Ossietzky (Jerman) | Wartawan |
1936 | Carlos Saavedra Lamas (Argentina) | Menteri Luar Negeri, Presiden, Liga Bangsa-Bangsa, Mediator dalam konflik antara Paraguay dan Bolivia |
1937 | Edgar Algernon Robert Gayscone-Cecil (Inggris) | Penulis, Mantan Penasihat Tuhan Seal, Pendiri dan Presiden Kampanye Perdamaian Internasional |
1938 | Office international Nansen pour les réfugiés (Swiss) | Organisasi bantuan internasional dimulai oleh Fridtjof Nansen pada 1921 |
1939 |
|
|
1940 | ||
1941 | ||
1942 | ||
1943 | ||
1944 | Komite Internasional Palang Merah (Swiss) | |
1945 | Cordell Hull (Amerika Serikat) | Mantan Menteri Luar Negeri, Tokoh peserta dalam berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa |
1946 | Emily Greene Balch (Amerika Serikat) | Mantan Guru Besar Sejarah dan Sosiologi, Presiden Liga Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan |
John Raleigh Mott (AS) | Ketua Dewan Missionaris International, Presiden Aliansi Dunia untuk Asosiasi Pemuda Laki-Laki Kristen | |
1947 | Friends Service Council (Inggris) | |
American Friends Service Committee (Amerika Serikat) | ||
1948 |
|
|
1949 | Sir John Boyd Orr (Inggris) | Dokter, Politikus, Tokoh organisasi dan Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian; Presiden, Dewan Perdamaian Nasional dan Perdamaian Dunia Persatuan Organisasi |
1950 | Ralph Johnson Bunche (Amerika Serikat) | Profesor Universitas Harvard Cambridge, Direktur Perwalian PBB, Penjabat Pengantara di Palestina pada 1948 |
1951 | Léon Jouhaux (Perancis) | Presiden Komite Internasional Dewan Eropa, Wakil Presiden dari Konfederasi Internasional untuk
Uni Perdagangan Bebas, Anggota Dewan ILO, Delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa |
1952 | Albert Schweitzer (Perancis) | Misionaris ahli bedah, Pendiri Lambaréné (République de Gabon) |
1953 | George Catlett Marshall (Amerika Serikat) | Presiden Umum American Red Cross, Mantan Menteri Luar Negeri dan Pertahanan, Utusan PBB, Pencipta Marshall Plan |
1954 | UNHCR | Organisasi Kepercayaan Internasional didirikan pada 1951 oleh PBB |
1955 |
|
|
1956 | ||
1957 | Lester Bowles Pearson (Kanada) | Mantan Sekretaris Negara untuk Urusan Eksternal Kanada, mantan Presiden ke-7 Sidang Majelis Umum PBB, karena perannya dalam upaya mengakhiri konflik Suez dan memecahkan masalah Timur Tengah melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa |
1958 | Dominique Pire (Belgia) | Bapa dari Ordo Dominikan, Pemimpin organisasi bantuan bagi para pengungsi" L'Eropa du Coeur Layanan au du Monde |
1959 | Philip John Noel-Baker (Inggris) | Anggota Parlemen, seumur hidup pekerja gigih untuk perdamaian internasional dan kerjasama |
1960 | Albert John Lutuli (Afrika Selatan) | Presiden Kongres Nasional Afrika, ada di sangat terdepan dalam perjuangan melawan apartheid di Afrika Selatan |
1961 | Dag Hjalmar Agne Carl Hammarskjöld (Swedia) | Sekretaris Jenderal PBB, diberikan untuk memperkuat organisasi |
1962 | Linus Carl Pauling (Amerika Serikat) | untuk kampanye melawan uji senjata nuklir |
1963 | Komite Internasional Palang Merah | |
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Swiss) | ||
1964 | Martin Luther King Jr (Amerika Serikat) | Kampanye hak-hak sipil |
1965 | UNICEF | Organisasi Internasional |
1966 |
|
|
1967 | ||
1968 | René Cassin (Perancis) | Presiden Pengadilan Eropa untuk Hak Asasi Manusia |
1969 | Organisasi Buruh Internasional | |
1970 | Norman Ernest Borlaug (Amerika Serikat) | Pusat Peningkatan Jagung dan Gandum Internasional, untuk sumbangannya kepada revolusi hijau "yang sedang mengalami seperti itu berdampak pada produksi pangan khususnya di Asia dan di Amerika Latin |
1971 | Willy Brandt (Jerman Barat) | Kanselir Republik Federal Jerman, untuk Jerman Barat Ostpolitik |
1972 |
|
|
1973 | Henry Alfred Kissinger (Amerika Serikat) | Untuk perjanjian Paris tahun 1973 dimaksudkan untuk menghasilkan gencatan senjata dalam perang Vietnam dan penarikan pasukan Amerika |
Lê Ðức Thọ (Vietnam, menolak) | ||
1974 | Seán MacBride (Irlandia) | Presiden Biro Perdamaian Internasional, Presiden Komisi Namibia, untuk minat yang kuat pada hak asasi manusia: piloting Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia melalui Dewan Eropa, membantu menemukan dan kemudian memimpin Amnesty International dan melayani sebagai sekretaris jenderal Komisi Internasional ahli fikih |
Eisaku Satō (佐藤榮作) (Jepang) | Perdana Menteri Jepang, untuk penolakan opsi nuklir untuk Jepang dan upaya rekonsiliasi daerah lebih | |
1975 | Andrei Dmitrievich Sakharov (Uni Soviet) | untuk perjuangan hak asasi manusia, untuk perlucutan senjata, dan kerjasama antara semua bangsa |
1976 | Betty Williams | Pendiri dari Gerakan Perdamaian Irlandia Utara (kemudian berganti nama Masyarakat Damai Rakyat) |
Mairead Corrigan (Irlandia Utara) | ||
1977 | Amnesti Internasional (London) | melindungi hak-hak asasi manusia untuk tahanan sesuai dengan hati nurani |
1978 | Mohamed Anwar al-Sadat (Mesir) | untuk Perjanjian Camp David yang membawa sebuah negosiasi perdamaian antara Mesir dan Israel |
Menachem Begin (Israel) | ||
1979 | Bunda Teresa (India) | Pemimpin Misionaris Charitas |
1980 | Adolfo Pérez Esquivel (Argentina) | Pemimpin Hak asasi manusia, non-kekerasan mendirikan organisasi hak asasi manusia untuk melawan junta militer yang memerintah negaranya (Argentina) |
1981 | UNHCR | Organsiasi Internasional didirikan tahun 1951 oleh PBB |
1982 | Alva Reimer Myrdal (Swedia) | untuk mereka bekerja luar biasa dalam perundingan perlucutan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana mereka memiliki keduanya memainkan peran penting dan memenangkan pengakuan internasional |
Alfonso García Robles (Meksiko) | ||
1983 | Lech Walesa (Polandia) | Pendiri Solidarność, pegiat hak asasi manusia |
1984 | Desmond Mpilo Tutu (Afrika Selatan) | Uskup Johannesburg, mantan Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Afrika Selatan |
1985 | International Physicians for the Prevention of Nuclear War (Amerika Serikat) | Untuk berwibawa informasi dan dengan menciptakan kesadaran tentang konsekuensi bencana perang atom. Komite percaya bahwa ini pada gilirannya memberikan kontribusi pada peningkatan tekanan oposisi publik terhadap proliferasi senjata atom dan untuk mendefinisikan kembali prioritas, dengan perhatian yang lebih besar dibayar untuk kesehatan dan isu-isu kemanusiaan lainnya |
1986 | Elie Wiesel (Amerika Serikat) | Ketua Presiden Komisi Holocaust |
1987 | Óscar Rafael de Jesús Arias Sánchez (Kosta Rika) | untuk karyanya untuk perdamaian di Amerika Tengah, upaya yang menyebabkan kesepakatan ditandatangani di Guatemala pada 7 Agustus tahun ini |
1988 | United Nations Peacekeeping Forces | usaha mereka telah membuat kontribusi penting terhadap realisasi dari salah satu prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa |
1989 | Dalai Lama XIV (Tibet) | perjuangannya untuk pembebasan Tibet secara konsisten menentang penggunaan kekerasan. Dia telah menganjurkan damai bukan hanya solusi yang didasarkan pada toleransi tetapi juga saling menghormati dalam rangka melestarikan sejarah dan warisan budaya umat-Nya. |
1990 | Mikhail Sergeyevich Gorbachev (Uni Soviet) | Presiden Uni Soviet untuk peranan utama dalam proses perdamaian yang saat ini menjadi ciri bagian penting dari masyarakat internasional |
1991 | Aung San Suu Kyi (Myanmar) | untuk perjuangan nonkekerasan untuk demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar |
1992 | Rigoberta Menchú Tum (Guatemala) | untuk keadilan sosial dan rekonsiliasi etno-kultural yang didasarkan pada penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat |
1993 | Nelson Mandela (Afrika Selatan) | pekerjaan mereka untuk penghentian damai rezim apartheid dan untuk meletakkan dasar bagi demokrasi baru Afrika Selatan |
Frederik Willem de Klerk (Afrika Selatan) | ||
1994 | Yasser Arafat (Palestina) | untuk menghormati tindakan politik yang menyerukan keberanian besar di kedua belah pihak, dan yang telah membuka peluang bagi perkembangan baru terhadap persaudaraan di Timur Tengah |
Shimon Peres (Israel) | ||
Yitzhak Rabin (Israel) | ||
1995 | Joseph Rotblat (Polandia/Inggris) | atas upaya mereka untuk mengurangi peranan yang dimainkan oleh senjata nuklir dalam politik internasional dan, dalam jangka panjang, untuk menghilangkan senjata semacam itu |
Pugwash Conferences on Science and World Affairs (Kanada) | ||
1996 | Carlos Filipe Ximenes Belo | untuk pekerjaan mereka ke arah yang adil dan damai penyelesaian konflik di Timor Timur |
José Manuel Ramos Horta (Timor Leste) | ||
1997 | International Campaign to Ban Landmines | untuk pekerjaan mereka untuk melarang dan pembersihan ranjau darat |
Jody Williams (Amerika Serikat) | ||
1998 | John Hume | atas upaya mereka untuk menemukan solusi damai atas konflik di Irlandia Utara |
William David Trimble (Amerika Serikat) | ||
1999 | Dokter Lintas Batas | dalam pengakuan atas perintis organisasi kemanusiaan bekerja di beberapa benua |
2000 | Kim Dae Jung (金大中) (Korea Selatan) | untuk bekerja untuk demokrasi dan hak asasi manusia di Korea Selatan dan di Asia Timur pada umumnya, dan untuk perdamaian dan rekonsiliasi dengan Korea Utara pada khususnya |
2001 | PBB | untuk pekerjaan mereka untuk lebih terorganisir dan dunia yang lebih damai |
Kofi Atta Annan (Ghana) | ||
2002 | Jimmy Carter (Amerika Serikat) | karena tak kenal lelah selama puluhan tahun upaya untuk menemukan solusi damai konflik internasional, untuk memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, dan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial |
2003 | Shirin Ebadi (شیرین :عبادی), (Iran) | upaya baginya untuk demokrasi dan hak asasi manusia. Dia telah difokuskan terutama pada perjuangan hak-hak perempuan dan anak-anak |
2004 | Wangari Muta Maathai (Kenya) | untuk kontribusinya bagi pembangunan berkelanjutan, demokrasi dan perdamaian |
2005 | Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) | atas upaya mereka untuk mencegah energi nuklir dari digunakan untuk tujuan militer dan untuk memastikan bahwa energi nuklir untuk tujuan damai digunakan dalam cara yang mungkin paling aman |
Mohamed ElBaradei (Mesir) | ||
2006 | Grameen Bank (Bangladesh) | untuk memajukan ekonomi dan peluang sosial bagi masyarakat miskin, terutama perempuan, melalui kredit mikro perintis pekerjaan |
Muhammad Yunus (Bangladesh) | ||
2007 | IPCC | atas upaya mereka untuk membangun dan menyebarkan pengetahuan yang lebih besar tentang buatan manusia perubahan iklim, dan untuk meletakkan fondasi untuk langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan perubahan tersebut |
Albert Arnold Gore (Amerika Serikat) | ||
2008 | Martti Oiva Kalevi Ahtisaari (Finlandia) | untuk usaha penting, di beberapa benua dan selama lebih dari tiga dekade, untuk menyelesaikan konflik internasional |
2009 | Barack Obama (Amerika Serikat) | usaha yang luar biasa untuk memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama antarbangsa |
2010 | Liu Xiaobo (China) | untuk perjuangan nonkekerasan untuk demokrasi dan hak asasi manusia di China |
2011 | Ellen Johnson Sirleaf (Liberia) | untuk nonkekerasan perjuangan mereka untuk keselamatan perempuan dan hak-hak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam pembangunan perdamaian bekerja |
Leymah Gbowee (Liberia) | ||
Tawakkul Karman (Yaman) | ||
2012 | Uni Eropa (Eropa) | selama lebih dari enam dekade berkontribusi bagi kemajuan perdamaian dan rekonsiliasi, demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa[1] |
2013 | Organisasi Anti Senjata Kimia (Belanda) | untuk upaya mereka dalam menentang, mengurangi dan usaha menghapus pemakaian senjata kimia di seluruh dunia.[2][3] |
- dikutip darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_penerima_Nobel_Perdamaian
- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARAFAT NUR adalah penulis prosa yang memulai bakatnya dengan menulis puisi, lantas mengarang cerita pendek, dan terakhir lebih terpumpun pada novel. Di sela-sela kesibukannya sebagai pekerja serabutan, dia gemar membaca buku-buku sejarah dan sastra asing. Lampuki (Serambi, 2011) merupakan novelnya yang terpilih sebagai pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010 dan peraih Khatulistiwa Literary Award 2011. Novel Terbarunya adalah Burung Terbang di Kelam Malam (Bentang, 2014).