Senin, 05 Mei 2014

Sisi Gelap Kehidupan Sang Pemimpin


Oleh: Sam Edy Yuswanto

HARTA, tahta dan wanita merupakan tiga godaan terberat manusia. Terlebih bagi mereka yang memiliki kekuasaan dan materi berlimpah. Pejabat dan pemimpin, misalnya. Namun, dari ketiga hal tersebut, wanita menempati posisi pertama yang menjadi penyebab fitnah bagi kaum lelaki. Sejarah mencatat, banyak pemimpin yang tergoda dengan pesona wanita.

Novel Burung Terbang di Kelam Malam menguak sisi gelap pemimpin yang selain pandai menebar janji manis dan bergaya alim di depan umum, juga gemar memerdayai kaum wanita dengan topeng nikah siri. Fais, tokoh utama novel ini, tak pernah mengira jika petualangan panjangnya menyelidiki wanita-wanita simpanan Tuan Beransyah, justru malah membuat dirinya terjebak skandal cinta terlarang.

Semua bermula ketika Fais merasa muak dengan Tuan Beransyah yang ingin mencalonkan diri sebagai Wali Kota Lamlhok. Lelaki itu memang sangat tidak pantas mencalonkan diri mengingat perilakunya selama ini yang jauh dari norma agama dan kegemarannya menikah siri dengan sejumlah wanita cantik yang tersebar di pelbagai daerah.

Tuan Beransyah adalah contoh manusia bermuka dua. Ketika di depan publik, terlihat bijak dan religius tapi saat di belakang, perilakunya jauh dari norma agama (ini persis perangai sebagian pejabat negeri ini yang selain hobi korupsi juga gemar bermain wanita). Namun, dengan pongah, Tuan Beransyah mampu menampik kabar miring seputar dirinya. Bahkan ia berani menantang orang-orang untuk membuktikan semua tuduhan yang menyudutkannya.

Itulah yang membuat Fais merasa muak dan ingin membuktikan kebejatan Tuan Beransyah dengan caranya sendiri. Sebagai wartawan di sebuah surat kabar terkemuka, tentu ia tidak bisa tinggal diam melihat lelaki itu kelak menjadi pemimpin kota kelahirannya. ‘’Aku tidak suka lelaki busuk yang berpenampilan terlalu suci, seolah-olah dirinya orang yang paling mulia, sosok pemimpin teladan yang diidamidamkan rakyat.’’(hal. 7).

Tak hanya menyelidiki, tapi Fais berniat menuangkan kisah kebejatan Tuan Beransyah ke dalam novel. Fais adalah sosok wartawan yang berusaha konsisten menjaga idealismenya. Wanita Simpanan Maka, Fais pun mengawali petualangannya. Dari satu daerah ke daerah lain. Ia menemui sejumlah wanita simpanan Tuan Beransyah untuk menguak fakta sekaligus akan ia bongkar di depan khalayak kelak pada suatu saat.

Aida adalah wanita pertama yang dijumpainya. Tanpa merasa sungkan, wanita yang masih terlihat cantik di usia mendekati 40 itu, menceritakan kisah hidupnya pada Fais. Wanita berikutnya yang didatangi Fais adalah Haliza. Tak dinyana, Haliza ternyata jauh lebih muda dan cantik ketimbang Aida. Entah kenapa gadis secantik Haliza rela menjadi gundik lelaki uzur berhidung belang itu. Haliza pun menyambut kedatangan Fais dengan penuh sukacita (hal 46-65).

Perjalanan Fais menemui para wanita simpanan Tuan Beransyah terus berlanjut dan berliku. Sialnya, ia justru terjebak skandal cinta terlarang dengan mereka. Hingga pada suatu hari yang tak pernah diduga, Safira, kekasih Fais memergoki dirinya tengah bermesraan dengan Diana, gadis remaja tetangganya sendiri. Kejadian itu membuat Fais tersadar bahwa apa yang ia lakukan selama ini telah menyimpang jauh dari tujuan utama. Sampai-sampai ia tega menyelingkuhi kesetiaan Safira yang selama ini rela berkorban (hal 258-261).

Novel (dengan ending mengejutkan) ini cukup menarik, tidak hanya menguak sisi gelap politik dan hubungan cinta terlarang, tapi juga mengungkap realita sebagian juru warta yang memilih berada di zona nyaman.(Suara Merdeka)