Burung Terbang di Kelam Malam |
Kata Arafat, saat melakukan pemeriksaan dirinya sedang menghadapi
masalah dengan saraf yang tegang. Bahkan, saat diperiksa, tekanan
darahnya dalam kondisi normal. “Akhir-akhir ini saya mengalami sulit
tidur, bahkan ketika berjam-jam kemudian saya meninggalkan pekerjaan
menulis,” kata Arafat Nur saat dihubungi Atjeh Post, Jumat (25/5) di
Lhokseumawe.
Oleh perawat Arafat diminta berkata jujur, karena kasus semacam ini
sering dialami oleh pecandu narkoba. Malahan si perawat terkesan tidak
percaya ketika Arafat mengatakan dia tidak makai narkoba jenis apa pun.
Menurut Arafat, konsentrasinya sekarang berpusat pada penyelesaian
novel terbarunya. “Pekerjaan yang saya lakukan begitu rumit dan secara
terus-menerus. Menekuni naskah setebal 200 halaman kwarto, dengan
mempertimbangan banyak hal,barangkali itu yangmembuat syaraf menegang,”
ucapnya.
Dikatakan penulis muda asal Lhokseumawe ini, hal semacam itu dialaminya
Bukan kali ini saja. Saat menulis novel Lampuki yang memenangkan dua
penghargaan nasional bergensi ini pun, Arafat mengalami hal serupa.
Namun tidak ada yang curiga, karena penyakit susah tidur ini pun banyak
dialami warga lain akibat dari tekanan konflik masa itu.
“Akhirnya, saya ikut dicurigai begitu. Tetapi saya bilang, saya tidak
makai. Saya hanya perokok, itu pun tidak berat,” jelas Arafat Nur yang terakhir ini membuahkan novel terbatu Burung Terbang di Kelam Malam.[jauhari/atjehpost]