Selasa, 25 Maret 2014

Arafat Nur di Asean Literary Festival



JAKARTA: Arafat Nur tampil membacakan penggalan kisah dalam novel terbarunya Burung Terbang di Kelam Malam di panggung Asean Literary Festival (ALF) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang akan berlangsung baru-baru ini.


Sebelum tampil, Sabtu (22/3) petangnya, dia sempat memaparkan masalah konflik Aceh di sesi Writter’s Coner. Penampilannya ini sempat terusik dengan kebisingan, dan membuat Arafat melontarkan kata-kata kesal yang membuat hadirin bersorak dan tertawa-tawa.



Selama mengisi sejumlah acara itu, novelis Aceh ini tampak agak emosi dan mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. “Apa itu nasionalisme? Mereka menyuruh kita untuk mendahului kepentingan umum daripada pribadi. Sedangkan mereka mendahulukan kepentingan pribadi dengan korupsi,” kata Arafat dengan suara menyeru.



Dari dulu pemerintah itu tetap tidak adil terhadap rakyat, terlebih lagi terhadap Aceh. mereka habis mengeruk semua kekayaan Aceh untuk dibawa ke Jakarta. Kata Arafat, sampai ke Jakarta mereka mengkorupnya secara bersama-sama.



Secara tegas Arafat mengatakan, bahwa orang Aceh tidak membenci Jawa. “Yang kami benci itu adalah pemerintahnya yang jahat dan tidak adil. Sebagaimana juga orang Jawa membenci pemimpin yang oteriter dan sewenang-wenang. Jadi, janganlah salah sangka. Kalau ada orang Aceh yang membenci orang Jawa, sebetulnya orang itu juga membenci orang Aceh,” ujarnya.



Arafat melanjutkan, perang berkepanjangan telah melahirkan kebodohan, sifat dengki, dan juga munculnya orang-orang picik. Hal ini dapat dimaklumi karena perang membuat kehidupan semakin surut. “Di Aceh sendiri banyak orang yang tidak menyukai saya. Mereka tidak paham dengan novel yang saya tulis. Novel saya membela Aceh, tapi mereka memahami sebaliknya,” kata Arafat.



Dalam ASEAN Literary Festival ini juga dihadiri puluhan penulis, akademisi, dan kritikus dari Indonesia dan negara lainnya, baik ASEAN dan non-ASEAN akan ikut andil. Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), memiliki banyak kesamaan, termasuk dalam hal sastra dan budaya.[]