Rabu, 10 Oktober 2012

Desi Beli Buku Arafat Nur dan Pram

Lampuki (Arafat Nur) dan Jalan Raya Pos (Pramoedya)
Mungkin hanya ibuku yang tahu kalau aku suka mbingungi sendiri ketika sudah tidak ada buku lagi yang bisa dibaca. Sabtu siang kemarin aku sempat bersepeda keluar, tapi karena panas banget separoh perjalanan aku memutuskan pulang. Lalu hari Minggu pagi aku tidak kemana-mana, baru waktu sore aku tanya, “kira-kira sore atau malam nanti hujan enggak, ya?” “Memang mau kemana?” “Toko buku.”

Dan tertanya tidak hujan. Setelah selang berapa menit setelah adzan maghrib, aku segera berganti pakaian, dan mendorong sepeda keluar. Aku bersepeda dan ngebut di jalan. Haha. Sesampai di Toga Mas, aku membeli dua buku; Lampuki dari Arafat Nur, dan Jalan Raya Pos, Jalan Daendels dari Pramoedya Ananta Toer. Adalah sebuah keberuntungan bisa menemukan buku sastra terbitan taun agak lama (sekitar taun 2008-an) di Toga Mas Madiun. Setelah membayar dan menunggu disampul akhirnya aku pulang. Sampai di rumah sekitar pukul 7.15. Jadi aku menghabiskan waktu di jalan sekitar 1 jam-an lebih sekian belas menit.

Sesampai di rumah ibu bertanya, “Sudah beli buku?” “Sudah. Beli dua. Lha, gimana enggak ada buku bacaan; enggak ada buku baru, enggak ada Kompas, Jawa Pos juga sudah dibaca, terus bingung mau baca apa.” “Kan ada Al-Quran. Baca Al-Quran dong.”

Heg! Ngg.... Hahaha. Aku tertohok dan hanya mampu bilang, “kan anu... beda.”(Desi's Blog)