SETELAH berhasil dengan novel Lampuki yang cukup fenomenal dan menjadi bahan perbincangan banyak kalangan, kini pembaca tidak sabaran menunggu munculnya novel barunya. Kabar-kabar menyebutkan bahwa novel terbaru Arafat Nur yang judulnya masih dirahasiakan ini sedang dalam proses di sebuah penerbitan Jakarta.
Ketika ditanya, Arafat Nur cuma menjawab bahwa novelnya yang satu ini jauh beda dengan Lampuki yang keras. Novel terbarunya ini lebih menyentuh jiwa, romantis, dan lugas sekalipun ceritanya amat rumit seputaran hubungan antara manusia. Novel ini secara garis besar menyingung hubungan perasaan manusia yang ganjil dan bersinggungan pula dengan persoalan realitas politik.
Selain novel yang satu ini, Arafat juga sudah merampungkan sebuah novel lain, tetapi dia tidak akan menerbitkan dulu. “Pembaca kita masih sulit untuk bisa menikmati novel sejenis ini. Jadi saya harus menunggu waktu yang tepat, lima atau enam tahun lagi. Sedangkan novel yang lagi diproses di penerbitan sekarang, sangat mungkin dinikmati oleh kalangan pembaca mana pun,” ujarnya.
Arafat Nur menegaskan bahwa dia akan tetap mempertahankan kualitas karyanya. Sekalipun dia mempertimbangkan minat pembaca secara luas, tetapi dia tidak ingin melacurkan diri. “Saya tidak ingin membodohi orang lain. Saya berharap bisa memberikan wawasan dan pencerahan dengan cara saya sendiri. Masing-masing pengarang memang punya cara sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Membuat novel yang sesuai dengan selera pembaca dengan tetap mempertahankan nilainya memang agak lebih rumit. Selain harus mempertimbangkan banyak hal, juga harus dengan format yang mudah. Artinya, jalan cerita yang dibuat harus lugas dan sederhana, tetapi harus punya kekuatan daya tarik. Apa yang diceritakan juga jangan yang terlalu bisa. Sederhana boleh, tapi harus ganjil dan unik.
Terlepas dari itu, bahan novel yang sudah mengendap terlalu lama ini, saat menuliskannya memang lancar-lancar saja. Sehingga novel yang akan jadi 400 halaman lebih ini ditulis Arafat Nur dalam kurun tidak kurang dua bulan, di sela-sela kesibukan rutinnya sebagai pekerja serabutan. “Sebetulnya saya lebih banyak menggunakan waktu untuk hal-hal lain di antara menulis. Adakalanya hati memang tidak mau diajak kompromi,” ucapnya.
Apakah novel terbaru ini, sebelum dikirim ke penerbitan, sudah ada yang membacanya terlebih dulu? Tidak, jawabnya. Dia hanya menceritakan secara lisan beberapa penggalannya saja. Ada pula beberapa pembaca yang mengetahuinya tak sabaran menunggu, bahkan ada yang berani memesan samapi 5 eks untuk satu orang.
Petikan novel yang merupakan dialog antara sepasang kekasih yang sangat romantis itu telah menyentuh hati mereka yang mendengarnya, sehingga cerita novel ini membuat mereka amat penasaran. Namun, mereka memang harus menunggu, macam apa dan bagaimana sebetulnya cerita novel terbaru ini.(As-04/http://www.acehshimbun.com).