Kamis, 19 Mei 2011

Lampuki Adalah Gagasan Besar

 
SETELAH melihat beberapa ide-ide dasar yang tercetus dalam karya-karya sastra klasik, sebagaimana Ana Karena (Leo Tosltoy) dan A House for Mrs Biswas (VS Naipul), tampaklah oleh saya bahwa sejumlah peristiwa di Aceh punya potensi besar bagi cerita yang hebat.

Saya menyadari bahwa tanpa kecakapan yang cukup, sebuah cerita besar akan menjadi kecil. Maka segala daya dan upaya saya kerahkan melalui kerja kecil-kecilan berupa observasi dan riset serta pendalaman-pendalam estetika untuk mewujudkan sebuah novel sebaik mungkin.

Lampuki awalnya adalah kisah Jibral si Rupawan setebal 500 halaman, yang kemudian dalam penggarapan mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga harus dipisah menjadi lima novel dan dapat berdiri dengan sendirinya. Maka Lampuki jadilah novel pertama dari sebuah tetralogi.

Seiring dengan penggarapan Lampuki, dengan sendirinya saya dapat merampungkan novel kedua; Jibral si Rupawan, dan hampir menyelesaikan yang ketiga Laskar Jibril, setengah bagian novel keempat; Khunsa, dan novel kelima Anak Jadah masih berupa bahan mentah.

Pesatnya perkembangan cerita Lampuki, kemudian baru saya menyadari bahwa cerita ini merupakan gagasan sangat besar, penuh dengan kerumitan, berjejalnya segala masalah, banyaknya karakter tokoh; dan kesemuanya adalah perkara yang berkeliaran di seputar kita.

Saya merasakan kerja ini sangat berat, banyak menguras waktu dan energi sehingga untuk beberapa lama terhenti. Mungkin oleh sebab tingkat kejenuhan yang sangat tinggi, setelah Lampuki, keempat novel lainnya sampai sekarang tidak tersentuh sama sekali, justru saya menyelesaikan novel versi lain, yaitu Perempuan-Perempuan Simpanan yang saat ini menunggu sentuhan akhir.

Di kala saya hendak merampungkan novel-novel yang tinggal sentuhan akhir ini, muncul lagi gagasan lain untuk menulis Hari Seribu Malam, yang saya khawatirkan bila tidak menanganinya secepat mungkin, ide ini akan hilang sebagaimana Rhieng yang sampai sekarang (mungkin kapan pun) gagasan itu tidak akan pernah kembali lagi.[]
*Untuk memperoleh LAMPUKI Kunjungilah http://id.serambi.co.id/Katalog/tampilbuku/495_lampuki