Sapardi Djoko Damono, dalam menanggapi Lampuki, mengatakan bahwa strategi pengarang untuk mengambil jarak emosional dengan masalah politik dan sosial penting yang diungkapkannya berhasil menyadarkan kita bahwa protes atau komentar sosial dan politik tidak harus disampaikan dengan bahasa kepalan tangan. Pengarang telah memanfaatkan penghayatan dan pengetahuannya tentang masalah itu untuk menyusun sebuah kisah yang mampu menumbuhkan simpati terhadap tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.
Sapardi Djoko Damono adalah sastrawan dan guru besar sastra UI, juri Sayembara Menulis Novel DKJ 2010
Sapardi Djoko Damono adalah sastrawan dan guru besar sastra UI, juri Sayembara Menulis Novel DKJ 2010