AcehVoice – Bali: PENULIS Aceh, Arafat Nur, tampil di Ubud Writers & Readers Festival yang berlangsung di Bali, 6 – 10 Oktober 2011. Dalam penampilannya di hadapan peserta dari berbagai negara, Arafat mendapat banyak apresiasi dari seluruh peserta.
Arafat memaparkan bagaimana masyarakat Aceh membangun kehidupan di tengah konflik dan bencana. Selain Arafat, juga hadir penulis dari Palestina, Izzeldin Abuelaish dan Jeff Kinston yang tinggal di Jepang. Arafat memaparkan dampak dari konflik bersenjata di Aceh yang memukul tidak hanya kehidupan sosial, tetapi juga perekonomian. “Konflik membuat masyarakat Aceh miskin dan bodoh. Pendidikan terpuruk,” kata Arafat dalam penampilannya di Ubud, Kamis (6/10/2011).
Menurut Arafat, perang merupakan tindakan bodoh dalam mencapai sebuah tujuan dan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebesar apapun sebuah perang, pada akhirnya harus berdamai, dan ketika perdamaian terjadi, segalanya menjadi hancur. “Latar belakang inilah yang saya tulis dalam Lampuki,” lanjutnya. Lampuki merupakan novel karya Arafat yang memenangkan lomba novel nasional bergengsi yang digelar Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Banyak peserta yang tertarik dengan novel Lampuki dan akan menghadiri bahasan khusus tentang novel tersebut pada 8 Oktober mendatang. Dalam kesempatan itu, Arafat nanti akan tampil bersama penulis dunia yang juga idolanya, Tariq Ali. Penulis Inggris asal Pakistan tersebut antara lain dikenal dengan novel The Book of Saladin.
Pemaparan Arafat membuat banyak peserta ingin menikmati Lampuki dalam bahasa Inggris. Menyangkut masalah ini, Arafat mempersilakan penerbit yang ingin menerbitkan Lampuki dalam bahasa Inggris.
Seorang penulis di Aceh Utara, Mahdi Idris, menyebutkan kesuksesan Arafat merupakan kebanggaan bagi Aceh. Ia mengharapkan langkah Arafat bisa diikuti penulis lainnya di Aceh. [ayi jufridar]