LAMPUKI-ARAFAT NUR |
ANDA TAHU perbedaan antara membaca novel dengan membaca
buku-buku pelajaran? Anda suka membaca novel? Jika memang suka, itu hal yang
bagus. Teruskanlah, karena kegiatan membaca buku-buku novel dan buku-buku
cerita lainnya dapat meningkatkan kemampuan otak Anda.
Dengan kinerja otak yang berkembang baik akan memudahkan Anda untuk menyimpan dan mengingat informasi.
Apa sih perbedaan antara membaca novel dengan membaca
koran, buku peajaran, literatur-literatur? Perbedaannya yaitu ketika anda
membaca novel atau buku-buku cerita pada hakikatnya Anda sedang melatih kemampuan otak kanan.
Otak kanan ini sangat berperan dalam kemampuan imajinasi, fantasi, dan
kreatifitas. Ketika membaca novel atau buku-buku cerita, otak yang banyak
berperan ketika itu bukanlah otak logis anda (kiri).
Tentu bukan
berarti bahwa apa yang Anda baca bukanlah hal yang membutuhkan logika berfikir.
Dalam novel juga dibutuhkan analisis dan logika, hanya saja tidak sebanyak ketika
anda membaca literatur. Ketika anda membaca novel atau buku cerita, akan lebih
banyak bermain dengan imajinasi ketimbang
logika dan sistematika.
Buku novel, buku cerita, dan buku
lainnya yang berisi tentang berbagai kisah, menuntut Anda menggunakan imajinasi lebih
sering dari biasanya. Seseorang yang begitu hanyut ketika membaca novel dan
buku-buku cerita, akan membayangkan apa yang mereka baca di dalamnya. Ketika
dikisahkan seorang yang menunggang kuda untuk berangkat perang, Anda akan
membayangkan bahwa anda sedang menunggang kuda itu.
Hebatnya
sebuah novel adalah novel selalu menggambarkan suatu cerita dengan alur,
kondisi, dan gaya cerita punya kedetilan. Dan itu bagus untuk melatih imajinasi Anda.
Satu adegan sederhana dalam sebuah
novel akan digambarkan sedemikian rupa oleh pengarangnya. Misalnya saja
“…ketika Ahmadi terpaku di depan kucing, dengan rambut yang kusut dan
acak-acakan dan puntung rokok yang tersisa beberapa dekat, dia begitu geram mengingat kotorannya yang telah
terinjak....”
Anda lihat bukan
perbedaan bagaimana novel itu dikisahkan? Apakah terbayang bagaimana rupa si Ahmadi
selagi jengkel? Apa Anda sadar, bahwa ketika membayangkan baris cerita ini, Anda
secara tidak sadar sedang melatih otak kanan Anda. Biarkan saja otak kanan Anda bekerja.
Semakin Anda tenggelam dalam cerita, maka semakin baik imajinasi bekerja.
Semakin detil Anda menggambarkan keadaan cerita, maka secara tidak sadar Anda
sedang membangun hubungan antara sel saraf otak yang satu dengan sela saraf
otak lainnya.
Hubungan antara
sel saraf otak inilah
yang nantinya menjadi modal Anda untuk membentuk keseimbangan otak Anda. Dan
keberhasilan dalam menyeimbangkan otak kanan dan kiri, adalah cikal bakal dari latihan membangun ingatan dan konsentrasi yang sempurna.
Selamat melatih pikiran dengan novel
kesayangan Anda.(Manomonik/Lampuki)