Senin, 23 April 2012

Membaca Novel Untuk Melatih Otak

LAMPUKI-ARAFAT NUR
ANDA TAHU perbedaan antara membaca novel dengan membaca buku-buku pelajaran? Anda suka membaca novel? Jika memang suka, itu hal yang bagus. Teruskanlah, karena kegiatan membaca buku-buku novel dan buku-buku cerita lainnya dapat meningkatkan kemampuan otak Anda. Dengan kinerja otak yang berkembang baik akan memudahkan Anda untuk menyimpan dan mengingat informasi.
       Apa sih perbedaan antara membaca novel dengan membaca koran, buku peajaran, literatur-literatur? Perbedaannya yaitu ketika anda membaca novel atau buku-buku cerita pada hakikatnya Anda sedang melatih kemampuan otak kanan. Otak kanan ini sangat berperan dalam kemampuan imajinasi, fantasi, dan kreatifitas. Ketika membaca novel atau buku-buku cerita, otak yang banyak berperan ketika itu bukanlah otak logis anda (kiri).
         Tentu bukan berarti bahwa apa yang Anda baca bukanlah hal yang membutuhkan logika berfikir. Dalam novel juga dibutuhkan analisis dan logika, hanya saja tidak sebanyak ketika anda membaca literatur. Ketika anda membaca novel atau buku cerita, akan lebih banyak bermain dengan imajinasi ketimbang logika dan sistematika.
         Buku novel, buku cerita, dan buku lainnya yang berisi tentang berbagai kisah, menuntut Anda menggunakan imajinasi lebih sering dari biasanya. Seseorang yang begitu hanyut ketika membaca novel dan buku-buku cerita, akan membayangkan apa yang mereka baca di dalamnya. Ketika dikisahkan seorang yang menunggang kuda untuk berangkat perang, Anda akan membayangkan bahwa anda sedang menunggang kuda itu.
         Hebatnya sebuah novel adalah novel selalu menggambarkan suatu cerita dengan alur, kondisi, dan gaya cerita punya kedetilan. Dan itu bagus untuk melatih imajinasi Anda.
        Satu adegan sederhana dalam sebuah novel akan digambarkan sedemikian rupa oleh pengarangnya. Misalnya saja “…ketika Ahmadi terpaku di depan kucing, dengan rambut yang kusut dan acak-acakan dan puntung rokok yang tersisa beberapa dekat, dia  begitu geram mengingat kotorannya yang telah terinjak....”
         Anda lihat bukan perbedaan bagaimana novel itu dikisahkan? Apakah terbayang bagaimana rupa si Ahmadi selagi jengkel? Apa Anda sadar, bahwa ketika membayangkan baris cerita ini, Anda secara tidak sadar sedang melatih otak kanan Anda. Biarkan saja otak kanan Anda bekerja. Semakin Anda tenggelam dalam cerita, maka semakin baik imajinasi bekerja. Semakin detil Anda menggambarkan keadaan cerita, maka secara tidak sadar Anda sedang membangun hubungan antara sel saraf otak yang satu dengan sela saraf otak lainnya. 
          Hubungan antara sel saraf otak inilah yang nantinya menjadi modal Anda untuk membentuk keseimbangan otak Anda. Dan keberhasilan dalam menyeimbangkan otak kanan dan kiri, adalah cikal bakal dari latihan membangun ingatan dan konsentrasi yang sempurna.
        Selamat melatih pikiran dengan novel kesayangan Anda.(Manomonik/Lampuki)